Monday, August 31, 2009

Pribadi Seorang Muslim Sejati

Dalam kultum shubuh di Masjid Al-Jihad, Setiabudi Jakarta Selatan, tanggal 25 Agustus 2009, saya menyebutkan beberapa karakter seorang pribadi muslim sejati.

Dalam kultum itu, saya baru mengungkapkan tiga karakter. Insya Allah, karakter-karakter lainnya akan dibahas pada kultum-kultum berikutnya. Berikut adalah ulasan singkat mengenai ketiga karakter pribadi Muslim Sejati yang sudah saya bahas:
  1. Paham terhadap Agama Islam
  2. Suka menuntut ilmu, terutama ilmu agama
  3. Mencintai Al-qur'an
Uraian lebih lengkap, Insya Allah, akan lebih tepat jika saya uraikan di blog khusus tentang keilmuan yaitu http://www.ilmudanhikmah.blogspot.com


Mamat Rohimat

Wednesday, August 19, 2009

MR 989: MAMAT ROHIMAT MELAKUKAN AKAD NIKAH PADA 09-08-2009

Bismillahirrahmanir rahim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil Alamin. Pada hari kamis, 13 Agustus 2009, saya menulis di facebook (facebook.com/mamatrohimat) dg juga dimulai dg hamdalah krn sy telah BERHASIL melalui masa-masa kritis sbg seseorang yg “ingin” menjaga kesucian diri dg menuliskan symbol MR 989. Hari ini, sy umumkan arti symbol MR 989 itu beserta hikmah yg terkandung di dalamnya agar selain untuk menghindari fitnah, juga untuk mengambil pelajaran terbaik darinya.

MR 989 mengandung arti bahwa saya, dengan niat mencari ridha Allah, Mamat Rohimat telah melakukan akad nikah pada hari Ahad, tanggal 9 Agustus 2009 (989), kepada Annisa Rahmah Jalillah, di Purwakarta. Kalau pada status sblmnya sy bicara: “aku mengetahui diriku, dari apa yg belum kau ketahui", maka dg penjelasan arti symbol tersebut, sy katakana: “Kini, Engkau tahu keadaan diriku”.

Keputusan untuk menikah pada 090809, baru diambil malam sebelumnya (sabtu malam, 080809) atas usulan dari seorang kakak. Padahal, tadinya, sy merencanakan untuk melangsungkan akad nikah setelah idul fitri, dan sy baru merencanakan untuk mempertemukan kedua keluarga di Purwakarta. Apa boleh dikata, Allah telah menuliskan takdir-Nya untuk saya, dan bahkan Allah campur tangan untuk mempermudah terlaksananya takdir tersebut.

Allah berfirman:”Di sisi Allah-lah, kunci-kunci semua yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan Allah, mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Dan tidak ada sehelai daun yang gugur, kecuali Allah mengatahuinya, dan tidak pula sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis di dalam kitab lauhul mahfud” (Al-An’am 59). Dengan demikian, segala sesuatu yang terjadi ini, telah Allah tetapkan di dalam Lauhul Mahfudz, dan tak ada satu pun yang bisa menolaknya.

Allah juga berfirman:” Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan jadikan baginya jalan keluar dari permasalahannya. Dan Allah akan memberikan rizki baginya, dari jalan yg tidak pernah diperhitungkannya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, maka Allah-lah kecukupan baginya. Sesungguhnya Allah akan melaksakan keputusan-Nya (takdir-Nya). Sungguh, Allah telah menjadikan bagi setiap perkara itu, takdir-Nya” (At-Thalaq:2-3). Pernikahan sy itu adalah takdir-Nya, dan Allah-lah yang melaksanakan Takdir-Nya tersebut.

Ada banyak pelajaran dari kejadian (pernikahan) tersebut, yang dapat kita petik darinya;
• “Allah menghendaki kemudahan bagi kita, dan Allah tidak menghendaki kesulitan bagi kita”.
• Keinginan Allah memudahkan kita itu dg kemudahan dalam syariat Islam. Begitu mudahnya nikah dalam Islam. Syarat sah nikah: ada mempelai laki-laki & wanita, ada wali, ada dua orang saksi, dan ijab-qabul.
  • Kita tidak tahu, hukum nikah bagi kita, apakah sunah ataukah wajib. Jika wajib, maka menunda-nunda nikah adalah dosa.
  • Yang mempersulit kita, bukan syariat, namun adalah ‘hawa’. Krnnya, barang kali, Allah ingin, dg pernikahan sy ini, bisa menjadi ‘bantahan’ kalau nikah itu sulit sekaligus bantahan, kalau Allah itu mempersulit.
  • Krnnya, “pernikahannya” ternyata bisa dilaksanakan dg segera (1 hari). Walaupun, KUA memiliki prosedur tetap, minimum pendaftaran 15 hari sebelum hari H.
  • Insya Allah, untuk syukuran, bisa dilaksanakan di lain waktu. untuk keluarga, insya Allah saat idul fitri, dan untuk teman-teman insya Allah saat idul adha agar bersamaan dengan lebaran
  • Tidak ada kesempatan untuk ‘menghitung hari’, yg biasa masyarakat kita lakukan untuk mencari ‘waktu baik’. Karena, semua waktu adalah waktu Allah, dan itu waktu baik. Bagi Allah, tidak ada “hari naas”, atapun “hari larangan bulan”; yang ada adalah hari ahad, senin, dst.
  • Sy memohon do’a dan restu dari semuanya.
Demikian, semua ini tidaklah terjadi kecuali atas kehendak Allah. Dan, hanya kepada Allah-lah semua urusan kembali. Hanya kepada Allah pula-lah kita berserah diri.



Waalaikum Salam Wr.Wb.

Mamat Rohimat