Friday, May 31, 2019

Mengosongkan hati dari cinta dunia


Saya masih perlu berjuang mengosongkan hati dari dunia. Jangan terlalu cinta dunia.

Karena dunia ini ujian untuk orang yang menempuh jalan ke akhirat. Jika tak pandai menyikapi dunia, akan bisa menghalangi dari tercapainya tujuan selamat di akhirat.

Maka, resep paling selamatnya adalah bagaimana agar di hati, kosong dari kecintaan terhadap dunia.

Tapi, saya Founder TheGreatCoin, yang jelas terlihat money oriented. Maka usaha saya lebih berat, karena harus melakukan dua hal yang seakan-akan kontradiksi😂.

Lain halnya untuk profesi Ustadz atau guru, akan ringan bagi mereka.

Tapi, saya ini berat. Saya harus sukses dengan projek saya, TheGreatCoin, bisa mencapai kapitalisasi besar, yang otomatis dengan hal tersebut dipastikan akan menciptakan uang untuk saya. Bersamaan dengan itu, saya harus menghindari kecintaan terhadap dunia tersebut.

Saya berharap, biarkan dunia ini hanya ada di genggaman tangan, bisa saya ringan saya simpan dan lemparkan. Tapi, jangan masuk ke hati

Wednesday, May 29, 2019

Surat untuk Prabowo Subianto

Surat Terbuka Untuk Bapak Prabowo Subianto

Perkenalkan, saya Mamat Rohimat, pendukung bapak pada pilpres 2014 dan 2019.

Bapak Prabowo, mungkin ada yang meledek Bapak karena selalu gagal dalam pemilihan pilpres. Tapi, jangan anggap itu keburukan untuk Bapak, boleh jadi itu kasih sayang Allah kepada Bapak, sehingga amanah yang berat dan mungkin akan menjadi penyesalan di hari kiamat, tidak diberikan kepada Bapak.

Bapak itu tipikal orang yang punya visi jangka panjang dan pemikiran mendalam. Ini tidak mungkin akan menang dalam pemilihan berdasarkan popular vote. Mengapa? Karena mayoritas bangsa Indonesia yang memilih Bapak tidak mengerti, berpendidikan mayoritas tidak lulus SMA. Pikiran Bapak hanya dipahami orang-orang yang berpendidikan tinggi. Maka tidak mengherankan jika kalangan Sarjana dan yang tinggal di perkotaan, mayoritasnya justru memilih Bapak.

Ini adalah takdir untuk bangsa Indonesia. Kerugian bagi bangsa Indonesia tidak mau memilih Anda. Padahal, ketulusan Anda teruji. Bahkan rela tidak mengambil gaji dan rela menjanjikan menyerahkan HGU Perusahaan Anda yang Anda beli triliunan rupiah dari kantong Anda.

Pak Prabowo, hakikat kepemimpinan itu ada di otak atau visi. Bapak punya itu. Tidak perlu Bapak yang menjadi pelaksana, yang penting visi Bapak terlaksana. Bapak hakikatnya pemimpin. Maka, nanti 2024, Bapak cari orang yang setia terhadap Bapak, mau memahami pikiran Bapak dan mau menjalankannya, lalu bapak dukung. Barangkali kombinasi Anies - Sandi bisa Bapak dukung di 2024.

Hakikat pemimpin tidaklah di jabatan. Jika otaknya adalah orang lain, visinya adalah visi orang lain, jabatan apapun tetaplah menjadikannya sebagai petugas. Orang yang ingin berkuasa tapi tak mampu mendapatkan popular vote,tidak mungkin dukung Bapak karena Bapak tidak bisa dikendalikan. Orang-orang seperti itu sangat mungkin justru ada di balik perlakuan fitnah terhadap Bapak, dengan berbagai skenario. Tahun 1998 kerusuhan mungkin bukan Anda pelakunya, tapi mereka melempar fitnah kepada Anda. Tahun 2019 kerusuhan demonstrasi juga mungkin bukan Anda pelakunya, tapi fitnah kembali diarahkan ke Anda.

Anda menolak hasil pilpres adalah hak Anda. Dan karenanya Anda menggugat lewat MK. Jika pun tetap dikalahkan, dan Anda tidak mengakuinya, kepemimpinan negara harus tetap dilanjutkan. Karena esensi pemilihan itu sebenarnya adalah bagaimana ada yang menang dan ada yang kalah, bagaimana pun jalannya. Jika Anda sudah berusaha dan tetap kalah, ingat lagi pesan saya, mungkin itu yang terbaik untuk Bapak. Bapak bisa mengakui kekalahan ataupun tidak, tidak pengaruh. Tapi, saya berharap bapak bisa memilih jalan yang meminimalkan madhorot untuk bangsa Indonesia.

Bapak kembali ke saran saya, lanjutkan perjuangan melalui parlemen untuk mengubah UUD. Ubah mekanisme pemilihan presiden menjadi kembali dipilih MPR atau menggunakan electoral vote. Dan Bapak dukung pasangan yang bisa menang walaupun dengan sistem popular vote.

Sistem popular vote memang akan dimenangkan oleh orang yang pandai menjaga pencitraan atau citra diri. Mudah disenangi semua kalangan terutama kalangan bawah. Bisa menjelaskan kepada masyarakat berpendidikan rendah, visi misi yang sesungguhnya kompleks dengan bahasa yang lebih mudah dicerna semua kalangan.

Usia Bapak yang tidak lagi muda lebih baik juga difokuskan untuk keselamatan di akhirat. Perbaiki agama Bapak. Bapak tetap berkarya untuk bangsa Indonesia dengan apa yang Bapak mudahkan. Jiwa kenegaraan Bapak membuktikan bahwa Bapak bisa memberikan amanah kepada siapa saja yang bisa menjalankannya. Bapak hanya perlu memilih orang yang loyal,yang tidak akan mengkhianati bapak dan visi perjuangan.

Mamat Rohimat, SE, MM
Founder & CEO TheGreatCoin

Thursday, May 23, 2019

Hindari semua yang buat madharat


Demonstrasi sudah kelar kayaknya😂.

Cuman gitu doang, capek-capek teriak-teriak di jalan.

Saya tak pernah suka demonstrasi, tak suka keramaian, sulit kalau mau kencing. Antri mau kencing kan bikin berabe.

Dan tak suka panas-panasan di jalan, nanti jadi hitam, gak ganteng lagi😂

Yang jelas, saya itu punya kaidah tetap: tidak mau membuat bahaya bagi diri atau orang lain.

Jangankan demonstrasi, yang kadang nyawa tertumpah. Ada kemarahan dipertontonkan. Ada kelelahan dan emosional. Dan sangat mudah disusupi orang tak baik. Maka itu cara paling bodoh dalam memperjuangkan suatu misi, hasilnya pasti jelek. Kerusuhan dimana-mana, nyawa melayang, kemacetan, aktifitas terganggu, mengganggu orang lain. Maka saya haramkan demonstrasi.

Aksi rush money juga, menimbulkan kebangkrutan perbankan, hancurkan ekonomi, itu menimbulkan madharat. Saya pun tak anjurkan. Kalau butuh uang, ambil saja seperlunya. Tapi, tak perlu ajak orang untuk ambil serentak.

Jual TGC saja jika serentak saya larang. Dan tim saja jika jual guyur ke bawah saya larang. Kenapa? Merusak harga, merugikan semua orang. Dan tentu saja saya tak lakukan, kecuali untuk strategi meningkatkan harga, walaupun kadang bisa keliru. Saya bisa jual dibawah, tapi jika beli lebih tinggi, gak menimbulkan bahaya untuk orang lain. Ada manfaatnya, volume tercipta,dan walaupun secara hitungan ambil kerugian.

Bahkan, untuk saya, menerobos lampu lalu lintas, menyalip orang dari kiri di tol, berhenti mobil di tanjakan atau belokan tanpa darurat, dianggap membahayakan, semua yang membahayakan itu haram di sisi saya. Ini karena kaidah yang saya pahami dari fikh dan Ushul fikh