Saturday, March 30, 2019

Entrepreneurship

Entrepreneurship itu bukan sekedar cari uang, tapi mencari jati diri
1. Saya dicurhati seseorang yang merasa punya masalah hubungan dengan atasannya, lalu berpikir pindah kerja. Saya jawab: kerja itu cuman cari gaji. Akan ada masalah yang harus ditelan dari pekerjaan, baik hubungan tak baik dengan atasan ataupun teman kerja. Kerja atau jadi karyawan itu hakikatnya adalah bentuk baru dari perbudakan, maka jangan berpikir akan memiliki kebebasan berpikir dan bertindak seperti jika anda adalah pemilik perusahaan.
2. Atas dasar itu pula,saya memutuskan keluar kerja dan membangun usaha sendiri, dari nol sekali walaupun tanpa modal yang besar. Karena bagi saya, membangun usaha sendiri bukan sekedar cari uang,tapi ini adalah usaha seorang yg merdeka untuk tetap menjaga kemerdekaan. Ini adalah perjuangan menjaga harga diri seorang manusia yang terlahir merdeka, hanya jadi hamba Allah, untuk tetap merdeka dan jangan punya ketergantungan kepada selain Allah.

Saya bangun usaha sendiri ini hakikatnya agar saya punya ketawakkalan yang sempurna kepada Allah, tak berpikir untuk mencari ketergantungan hati kepada perusahaan atau atasan. Capek kan bergantung kepada selain Allah. Biarkan hati ini hanya punya ketergantungan kepada Allah, Allah maha luas Rizki-Nya, tak perlu berharap kepada siapa pun.

3. Saya pernah jadi karyawan. Tapi, karyawan itu tak bisa cukup puas berkreasi. Setiap ide naik ke atas selalu di tahan. Pdhl, jika saja jebol, bisa menyelematkan aset perusahaan triliunan rupiah. Tapi begitulah, jadi staf itu terlalu jauh untuk punya ide yang bisa di eksekusi.

4. Saya bahkan perhatikan, jangankan staf. Bahkan Direktur pun saat ini, belum tentu bisa berkreasi. Banyak dari perusahaan, menjadikan direksi hanya boneka yang cuman tandatangani keinginan owner. Ini kan gila, suatu jabatan penting dimana direksi atau direktur itu adalah pemimpin yang harus punya visi, tapi bahkan jangankan punya visi, mungkin hanya jadi boneka. Asal tanda tangan apa yg jadi kehendak owner.

5. Bukan hanya direksi. Saat ini bahkan bila perlu, pengusaha pun dijadikan boneka. Anda tahu kan istilah fronting? Itu adalah istilah seolah-olah dia pengusaha yang punya bisnis ini dan itu, tapi hakikatnya hanya kepanjangan tangan dari konglomerat, bertindak untuk dan atas nama konglomerat. Ini kan gila:-).

6. Bahkan, keinginan menjadikan boneka bahkan untuk level presiden. Diusahakan dipilih orang yang tak punya "otak", tak punya pikiran, tak punya ide, tak punya visi untuk memimpin negara. Ini kan sangat berbahaya sekali. Mengontrol suatu negara dengan Mengontrol presidennya.

7. Bahkan jika mampu, menciptakan negara boneka. Dikira saat ini negara-negara itu merdeka? Banyak negara besar ingin menyimpan pengaruh, jika perlu menguasai negara tersebut dengan menunjuk pemimpin yang dia bisa kendalikan. Lihat seperti terjadi di banyak negara, yg terbaru Venezuela. Ekonomi dibuat hancur oleh AS dengan boycot, Dan saat ini bahkan ditunjuklah presiden boneka lalu didukung negara lain. Hati-hati, boleh jadi orang jadi pemimpin di negara tersebut sebenarnya adalah boneka bangsa lain.

8. Bahkan, kadang anak pun boneka dari ayahnya. Kamu harus ini dan itu, tanpa diberi kebebasan berpikir. Kamu harus kawin sama si anu. Kamu harus cerai sama isterimu.

*Saya tak pernah ditekan sama orang tua saya harus ini dan itu. Saya berpikir dan mengambil keputusan. Dan saya pun memandang bahwa manusia itu merdeka, biarkan dia merdeka untuk berpikir dan bertindak lalu mengambil tanggung jawab untuk menerima konsekuensi dari perbuatannya.

Jadilah hamba Allah saja yang merdeka. Bisa mengambil pilihan hidup, hanya tunduk kepada takdir Allah yang telah mendahului.

Biarkan Manusia dan bangsa diberikan kemerdekaan, tanpa ingin dikuasai dan dijadikan boneka oleh orang atau bangsa lain.

*Mamat Rohimat, Founder TGC TheGreatCoin