Friday, July 10, 2020

Sejarah Uang

Ketika emas digunakan menjadi mata uang atau Currency, yaitu Dinar, maka kegunaan emas itu tinggi.

Lalu, setahap demi setahap ada upaya mendegradasi kegunaan emas yaitu dibentuk suatu sistem keuangan yang berbasis emas, atau gold Backed Currency System. Ini artinya emas hanya disimpan di gudang. Ini era Bretton Woods sejak tahun 1944 dimana setiap dollar di backup oleh gold. Tapi, langkah ini sudah membuat emas kurang kegunaannya, karena hanya disimpan di gudang.

Tahun 1971, Amerika Serikat membatalkan Bretton Woods, yang berarti Amerika Serikat membatalkan skema bahwa dollar dibackup oleh gold. Saat itulah dollar dibuat mengambang tanpa backup yang ditetapkan, hanya berdasarkan Supply dan demand.

Agar USD kuat, maka Amerika Serikat paksakan USD agar dipakai seluruh dunia, termasuk menciptakan global Supply chain, agar utility dari USD kuat. Bahkan, Amerika Serikat memaksa Arab Saudi agar menggunakan USD untuk pricing atas minyak, sehingga minyak sebagai komoditas utama dunia. Jika orang di seluruh dunia tak bisa membeli minyak kecuali hanya dengan USD, dan seluruh dunia membutuhkan minyak, maka otomatis demand terhadap USD kuat. Ini artinya, Amerika Serikat menciptakan USD agar kuat dengan sesuatu yang sebenarnya nothing, hanyalah komoditas yang dimiliki bangsa lain. Namun, karena kekuatan militernya, Amerika Serikat memaksakan hal tersebut. Jadilah kini, USD adalah mata uang global terkuat di dunia. Ini artinya, kekuatan USD dibangun di atas utility. Walaupun sebenarnya tak punya intrinsic value, selama punya utility, maka akan kuat.

Sekarang kita kembali ke gold. Gold ini kini hanya jadi perhiasan. Ada nilai, sedikit dipakai industri,tapi sedikit. Kebanyakan gold disimpan di brangkas. Gold dijadikan underlying assets dari ETF, Lalu ETF itu diperdagangkan. Jadilah gold sebagai komoditas, yang sesungguhnya kegunaannya hampir ditiadakan. Untuk meningkatkan kegunaan gold,maka harus dikembalikan lagi menjadi Currency, yaitu digalakkan Dinar. Lalu seluruh dunia menggunakan Dinar.

Di Indonesia, ada komunitas halal yang mengembangkan pasar halal, yang mata uangnya adalah Dinar dan dirham. Jika komunitas ini berlanjut, lalu membesar, untuk mereka, jika pun terjadi krisis mata uang rupiah, tak akan pengaruh untuk mereka. Jika pun terjadi kegagalan perbankan, tak akan pengaruh juga. Dan boycot dari luar negeri pun, tak akan pengaruh. Inilah yang sesungguhnya disebut financial sovereignty. Jika tak ingin ada kekuatan, yang menguasainya, jangan pakai mata uangnya dan jangan pakai lembaga perbankan,tapi pakai Dinar dan dirham. Dan inilah sistem Islam. Jika umat Islam ingin Mandiri, tak bisa dikontrol Amerika Serikat dan sekutunya, jangan pakai dollar. Gunakan Dinar dan dirham. Emas kembali hanya dijual ke Dinar.

Selain Dinar dan dirham yang sebenarnya merupakan alternatif terhadap dollar, di dunia saat ini dibentuk Crypto Currency, yaitu bitcoin sejak 2009. Tujuan bitcoin itu adalah peer to peer electronic cash system. Artinya, bitcoin itu merupakan uang elektronik yang ditransaksikan tanpa membutuhkan intermediary. Inilah dasar awal dari bitcoin.

Ketika awal-awal, Satoshi Nakamoto mengusulkan agar bitcoin di batasi hanya 1MB agar tak ada spam. Nanti jika kuat, baru ditingkatkan untuk bisa memenuhi kebutuhan global commerce. Hanya saja, di bitcoin ada perbedaan cara pandang. Satu pihak yaitu Blockstream dkk ingin mempertahankan agar bitcoin hanya 1MB, karena untuk transaksi sehari-hari, bisa menggunakan layanan dia yaitu lightning. Jadi, lightning itu seperti visa begitu. Blockstream mengontrol protokol bitcoin agar bisa menjual jasa dia, semacam "visa".

Kelompok lain, adalah kelompok yang ingin agar bitcoin bisa scale untuk misinya menjadi peer to peer electronic cash. Maka terbentuklah bitcoin cash pada Agustus 2017. Ketika ada perbedaan pendapat lagi di komunitas bitcoin cash, termasuk ada yang ingin membatasi size dan ingin melepaskan ke hukum pasar, maka terbentuklah Bitcoin SV pada November 2018.

Bitcoin SV adalah bitcoin yang dengan namanya ingin mengembalikan Bitcoin ke visi pendirinya yaitu peer to peer electronic cash system, Sehingga harus mampu mencapai tingkat skalabilitas yang tinggi sesuai hukum ekonomi. Jadi, miners bisa meningkatkan size atas setiap block yang bisa diproses selama menguntungkan.

Bitcoin SV juga sadar bahwa utility BSV hanya bisa terbentuk jika BSV digunakan sehari-hari. Maka, Blockchain BSV dibuat powerful, sehingga bisa menjadi global data ledger. Kini, Cloud storage Seperti bitcoinfiles.org, social media Kaya Twitter twetch.app, aplikasi kaya YouTube streamanity.com, dan ratusan projects dibangun di bitcoin SV. Tujuannya apa? Sama dengan USD, menciptakan utility. Jika Amerika Serikat memaksa minyak pakai USD, komunitas BSV menciptakan Blockchain yang powerful, menciptakan aplikasi yang berguna, jika aplikasi tersebut menjadi sangat berguna dan dibutuhkan orang, maka otomatis akan membutuhkan BSV untuk menjalankan aplikasi tersebut.

Minat membangun di bitcoin SV? Atau minat investasi bitcoin SV? Atau ingin diskusi tentang BSV? Saya telah membuat sebuah komunitas Bitcoin SV Indonesia di Telegram dengan alamat @BitcoinSVIndonesia

Mamat Rohimat ($mamatrohimat)
Founder Komunitas Bitcoin SV Indonesia

No comments: