Friday, August 28, 2020

TGCS

Bismillah.

Saya melakukan evaluasi atas apa yang saya jalankan, termasuk BSV Investa dan TGC. Hasilnya, memang BSV Investa itu lebih menarik, kadang saya bisa memberikan dividen 20% dalam 1 bulan. Dan TGC terlihat jauh dari harapan.

Untuk itu, saya pun terus memikirkan yang terbaik untuk holders TGC.

Berikut adalah beberapa kebijakan yang saya ambil untuk menjadikan TGC menarik:
1. Konversi TGC ke TGCS sehingga mengurangi Supply dari 1.000.000.000.000 unit menjadi 2000 unit, setara dengan konsep reverse stock.
2. Saya batalkan kepemilikan 1075 TGCS dan 7.4 miliar TGC, dan saya melakukan pembelian baru, kini hanya baru memiliki 12.9 TGCS.
3. Holders TGC tidak didholimi, dipersilahkan untuk menukarkan kapan pun. Hanya saja, saya berikan kesempatan bagi yang memiliki minimal 1.000.000 TGC, dengan ratio 500.000.000 TGC =1 TGCS. Adapun di bawah 1 juta TGC akan dilakukan buy-back di market oleh TGCS.
4. Asset TGCS akan difokuskan ke aset digital sehingga mudah diverifikasi oleh semua orang untuk menjaga kepercayaan publik.
5. Currency utama TGCS adalah Waves, sebagai native token di platform yang kita jalankan.
6. TGCS akan saya kelola untuk meningkatkan nilai. Dalam praktiknya, saya bisa menunjuk PT Token Global Cemerlang atau pun suatu tim khusus ataupun organisasi khusus, yang mandatnya adalah menciptakan nilai aset TGCS. Sebagai imbalannya, pengelola diberikan hak bagi hasil sebesar 20%. Hal ini setara dengan konsep di BSV Investa. Hanya jika menghasilkan keuntungan, maka diberikan hasilnya sebesar 20%.
7. Untuk selanjutnya, mulai hari ini, 28 Agustus 2020, yang disebut TheGreatCoin adalah TGCS.
8. Dividen akan diberikan dalam bentuk Waves untuk setiap 1 TGCS secara bulat. Misalkan, seseorang memiliki 1.9 TGCS, maka yang berhak diperhitungkan adalah 1 TGCS. Jika seseorang memiliki 0.99 TGCS, maka baginya tidak memperoleh hak atas dividen.
9. Untuk bagian keuntungan yang merupakan sisanya, akan dilakukan melalui penciptaan bid di market, semisal skema buy-back. Maka, orang yang memiliki di bawah 1 TGCS, walaupun tidak memperoleh dividen, diharapkan bisa tetap merasakan manfaat karena ada bid yang dibuat dari alokasi keuntungan.

Demikian pengumuman ini dibuat untuk dimaklumi. Saya tahu ada sebagian yang merupakan holders TGCS ingin mengubah menjadi BSV Investa, maka dengan skema ini justru diharapkan Investor di BSV Investa yang berpindah ke TGCS karena sama-sama fair, dan dengan economic terms yang sama. Dan melalui TGCS, akan tercipta economies of scale serta transparansi.

Mamat Rohimat

Founder TheGreatCoin

Friday, July 10, 2020

Sejarah Uang

Ketika emas digunakan menjadi mata uang atau Currency, yaitu Dinar, maka kegunaan emas itu tinggi.

Lalu, setahap demi setahap ada upaya mendegradasi kegunaan emas yaitu dibentuk suatu sistem keuangan yang berbasis emas, atau gold Backed Currency System. Ini artinya emas hanya disimpan di gudang. Ini era Bretton Woods sejak tahun 1944 dimana setiap dollar di backup oleh gold. Tapi, langkah ini sudah membuat emas kurang kegunaannya, karena hanya disimpan di gudang.

Tahun 1971, Amerika Serikat membatalkan Bretton Woods, yang berarti Amerika Serikat membatalkan skema bahwa dollar dibackup oleh gold. Saat itulah dollar dibuat mengambang tanpa backup yang ditetapkan, hanya berdasarkan Supply dan demand.

Agar USD kuat, maka Amerika Serikat paksakan USD agar dipakai seluruh dunia, termasuk menciptakan global Supply chain, agar utility dari USD kuat. Bahkan, Amerika Serikat memaksa Arab Saudi agar menggunakan USD untuk pricing atas minyak, sehingga minyak sebagai komoditas utama dunia. Jika orang di seluruh dunia tak bisa membeli minyak kecuali hanya dengan USD, dan seluruh dunia membutuhkan minyak, maka otomatis demand terhadap USD kuat. Ini artinya, Amerika Serikat menciptakan USD agar kuat dengan sesuatu yang sebenarnya nothing, hanyalah komoditas yang dimiliki bangsa lain. Namun, karena kekuatan militernya, Amerika Serikat memaksakan hal tersebut. Jadilah kini, USD adalah mata uang global terkuat di dunia. Ini artinya, kekuatan USD dibangun di atas utility. Walaupun sebenarnya tak punya intrinsic value, selama punya utility, maka akan kuat.

Sekarang kita kembali ke gold. Gold ini kini hanya jadi perhiasan. Ada nilai, sedikit dipakai industri,tapi sedikit. Kebanyakan gold disimpan di brangkas. Gold dijadikan underlying assets dari ETF, Lalu ETF itu diperdagangkan. Jadilah gold sebagai komoditas, yang sesungguhnya kegunaannya hampir ditiadakan. Untuk meningkatkan kegunaan gold,maka harus dikembalikan lagi menjadi Currency, yaitu digalakkan Dinar. Lalu seluruh dunia menggunakan Dinar.

Di Indonesia, ada komunitas halal yang mengembangkan pasar halal, yang mata uangnya adalah Dinar dan dirham. Jika komunitas ini berlanjut, lalu membesar, untuk mereka, jika pun terjadi krisis mata uang rupiah, tak akan pengaruh untuk mereka. Jika pun terjadi kegagalan perbankan, tak akan pengaruh juga. Dan boycot dari luar negeri pun, tak akan pengaruh. Inilah yang sesungguhnya disebut financial sovereignty. Jika tak ingin ada kekuatan, yang menguasainya, jangan pakai mata uangnya dan jangan pakai lembaga perbankan,tapi pakai Dinar dan dirham. Dan inilah sistem Islam. Jika umat Islam ingin Mandiri, tak bisa dikontrol Amerika Serikat dan sekutunya, jangan pakai dollar. Gunakan Dinar dan dirham. Emas kembali hanya dijual ke Dinar.

Selain Dinar dan dirham yang sebenarnya merupakan alternatif terhadap dollar, di dunia saat ini dibentuk Crypto Currency, yaitu bitcoin sejak 2009. Tujuan bitcoin itu adalah peer to peer electronic cash system. Artinya, bitcoin itu merupakan uang elektronik yang ditransaksikan tanpa membutuhkan intermediary. Inilah dasar awal dari bitcoin.

Ketika awal-awal, Satoshi Nakamoto mengusulkan agar bitcoin di batasi hanya 1MB agar tak ada spam. Nanti jika kuat, baru ditingkatkan untuk bisa memenuhi kebutuhan global commerce. Hanya saja, di bitcoin ada perbedaan cara pandang. Satu pihak yaitu Blockstream dkk ingin mempertahankan agar bitcoin hanya 1MB, karena untuk transaksi sehari-hari, bisa menggunakan layanan dia yaitu lightning. Jadi, lightning itu seperti visa begitu. Blockstream mengontrol protokol bitcoin agar bisa menjual jasa dia, semacam "visa".

Kelompok lain, adalah kelompok yang ingin agar bitcoin bisa scale untuk misinya menjadi peer to peer electronic cash. Maka terbentuklah bitcoin cash pada Agustus 2017. Ketika ada perbedaan pendapat lagi di komunitas bitcoin cash, termasuk ada yang ingin membatasi size dan ingin melepaskan ke hukum pasar, maka terbentuklah Bitcoin SV pada November 2018.

Bitcoin SV adalah bitcoin yang dengan namanya ingin mengembalikan Bitcoin ke visi pendirinya yaitu peer to peer electronic cash system, Sehingga harus mampu mencapai tingkat skalabilitas yang tinggi sesuai hukum ekonomi. Jadi, miners bisa meningkatkan size atas setiap block yang bisa diproses selama menguntungkan.

Bitcoin SV juga sadar bahwa utility BSV hanya bisa terbentuk jika BSV digunakan sehari-hari. Maka, Blockchain BSV dibuat powerful, sehingga bisa menjadi global data ledger. Kini, Cloud storage Seperti bitcoinfiles.org, social media Kaya Twitter twetch.app, aplikasi kaya YouTube streamanity.com, dan ratusan projects dibangun di bitcoin SV. Tujuannya apa? Sama dengan USD, menciptakan utility. Jika Amerika Serikat memaksa minyak pakai USD, komunitas BSV menciptakan Blockchain yang powerful, menciptakan aplikasi yang berguna, jika aplikasi tersebut menjadi sangat berguna dan dibutuhkan orang, maka otomatis akan membutuhkan BSV untuk menjalankan aplikasi tersebut.

Minat membangun di bitcoin SV? Atau minat investasi bitcoin SV? Atau ingin diskusi tentang BSV? Saya telah membuat sebuah komunitas Bitcoin SV Indonesia di Telegram dengan alamat @BitcoinSVIndonesia

Mamat Rohimat ($mamatrohimat)
Founder Komunitas Bitcoin SV Indonesia

Wednesday, April 29, 2020

Pandemi Covid 19 dan Work From Home


Pandemi Covid 19 Dan Work From Home

Tahun 2020, kita menyaksikan ekonomi dunia hampir berhenti akibat kebijakan lockdown Di berbagai negara untuk menghentikan penyebaran virus Covid 19. Banyak perusahaan mengubah tempat kerja dengan menjalankan pekerjaan dari rumah atau istilah Work From Home.

Saya, sebagai seorang Founder TheGreatCoin, sesungguhnya sudah sangat lama berpikir bahwa kita seharusnya bisa bekerja dari rumah sebagai suatu yang normal. Ada banyak keuntungan menerapkan konsep kerja dari rumah yaitu:
1. Hemat waktu di perjalanan
Saya pernah selama 6 bulan tinggal di Jonggol dan bolak balik kerja di Kuningan. Hitung-hitungan waktu, saya buang waktu di jalan bisa 6 jam per hari, dan akhirnya tidak kuat. Bayangkan itu waktu terbuang karena macet.
Rata-rata penduduk Jabodetabek, bisa membuang waktu 4 jam per hari. Bayangkan, itu artinya 1/6 umur harian Ki dibuang di jalan.
Work From Home bisa menghemat waktu 4 jam per hari, yang jika efektif menggunakan 4 jam per hari, misalkan baca Qur'an atau tafsir, bisa banyak sekali yang dibaca.
2. Hemat BBM
Seringkali Pemerintah Indonesia mengeluh dengan impor BBM yang besar menggerus devisa negara. Andaikan work from home dijalankan secara optimal, maka kebutuhan BBM akan jauh banyak berkurang.
3. Fleksibel Dalam Memperoleh Talent
Seringkali yang menjadi hambatan memperoleh talent terbaik adalah adanya keterbatasan ruang. Dengan skema Work From Home, maka kita memungkinkan melakukan rekrutmen talent terbaik dari seluruh Indonesia atau seluruh dunia.

Walaupun demikian, Work From Home juga menimbulkan beberapa risiko yaitu:
1. Berkurangnya aktivitas ekonomi
Ketika pekerja tidak lagi pulang pergi dari kantor ke rumah, membuat kebutuhan atas transportasi berkurang. Akibatnya, angkot atau bis angkutan kota menjadi sepi penumpang.
Selain itu, pekerja yang kerja dari rumah akan menurunkan permintaan terhadap produk kuliner. Pekerja tidak lagi makan di kantin-kantin, melainkan akan makan di rumahnya.

Saya berpendapat bahwa kebijakan Work From Home bisa dilakukan secara shift di semua instansi. Bisa saja libur ditiadakan atau bekerja full 7 hari seminggu, namun beban waktu dibagi secara merata. Tujuannya adalah untuk membagi beban aktivitas ekonomi secara merata untuk seluruh hari.

Karyawan yang hendak berlibur bisa mengajukan waktu libur secara shif. Tidak musti harus selalu libur di waktu akhir pekan. Andaikan bisa libur hari Senin-Selasa atau Rabu-Kamis, maka itu akan membagi beban hari.

Jika kita perhatikan, kebijakan libur weekend saat ini juga berarti membebankan aktivitas di hari tertentu dan libur di hari tertentu sehingga beban hari tidak merata.

Kota-kota penyangga Jakarta juga merasakan beban yang berlebihan di hari weekend seperti Depok, Bekasi selalu macet di hari weekend. Maka, andaikan kerja dibuat 7 hari dengan sistem shif libur 2 hari per Minggu , ditambah shif kerja dari rumah akan membuat beban aktivitas masyarakat lebih tersebar merata di semua hari dan jam. Jika memungkinkan, waktu kerja pun bisa diperpanjang dari jam 7 sampai jam 20, dan setiap orang hanya kerja 8 jam sehingga bisa mengatur kapan akan datang ke kantor dan kapan akan pulang. Kebijakan ini pun akan membagi beban kerja di hari tersebut agar kemacetan tidak bertumpuk di jam tertentu.

Kebijakan ini pun akan lebih memudahkan untuk layanan administrasi publik. Pekerja yang butuh keperluan pemerintahan bisa mendatangi kantor pemerintah di hari Sabtu atau Minggu.

Kebijakan ini pula akan membuat tempat wisata lebih smooth tidak mengalami beban puncak setiap weekend. Hal ini karena pekerja yang mau berlibur pekanan tidak musti untuk berwisata di hari Sabtu Minggu. Mereka bisa memilih berlibur hari Senin Selasa sehingga bisa terjadi distribusi beban harian secara merata.

Terus terang saja, saya memandang bahwa kemacetan di Jakarta tidak bisa diselesaikan hanya dengan menambah angkutan umum atau ruas jalan. Saya berpendapat, kebijakan work from home dan perekayasaan jam kerja termasuk memperpanjang waktu kerja menjadi 7-20, dan Saya termasuk solusi. Hal ini pun harus diterapkan di sekolah-sekolah sehingga orang tua dan siswa bisa mengatur kapan mereka bisa berlibur.

Mamat Rohimat
Founder TheGreatCoin

Tuesday, April 21, 2020

Tidak Mau Ikut-ikutan kebanyakan orang dan tak mau ketinggalan

Tidak mau ikut-ikutan kebanyakan orang dan tidak mau ketinggalan.

Saat terjadi krisis, jual aset finansial adalah perilaku crowd atau kebanyakan orang. Saat itu pasti jual loss, saya tidak pernah mau. Saat ini sudah mulai terjadi penjualan aset finansial dimana mana sampai harga minyak jatuh minus $37, bayangkan itu seperti orang buang barang saja. Ini bukti bahwa minyak dikuasai trader yang tak butuh minyak dan tak punya storage. Saat real demand hilang, dia pun buang barang karena tak mau minyak dikirim ke rumahnya. Mau dibuat tenggelam itu rumah. Haha. Makanya jangan trading minyak kalau tak mau nampung, haha.

Tapi, kalau anda importir minyak, punya storage cukup besar, kesempatan Anda borong. Beli lalu timbun, dan jual nanti saat harga mahal di atas $50/barrel. Untung besar. Itulah harusnya perilaku yang diambil dalam trading minyak, borong dan simpan. Negara harusnya melakukan ini. Perusahaan minyak harusnya melakukan ini.

Alhamdulillah,saya jual saham saat IHSG 6100 lebih. Jadi, saya tak minat untuk mengikuti crowd seperti sekarang, buru-buruan jual barang. Dugaan saya, ini IHSG bisa jatuh lebih dalam, 1000 bukan mustahil. Siap siap aja:-).

Berikutnya, saya tak mau ketinggalan. Dunia keuangan akan di reset menjadi Crypto asset. Maka saya sudah full Crypto. Wah jika ketinggalan, dan nanti ikut-ikutan crowd lagi masuk Crypto, mungkin masuk saat Bitcoin SV Rp 1 miliar. Kan artinya beli mahal. Mendingan beli dari kemarin-kemarin saat harga Rp 1.5 juta:-).

Ini prinsip saya, tapi dasarnya saya tak mau ikut-ikutan.

Saya punya toko pun, TGC Mart, saat orang lain tutup, saya buka. Alhamdulillah, penjualan meningkat, karena pesaing hilang.

Dua hal ini layak dipertimbangkan, jangan ikut-ikutan kebanyakan orang dan jangan mau ketinggalan.

Mamat Rohimat

Founder TheGreatCoin

Monday, March 30, 2020

Strategi Menghadapi Corona

Kondisi saat ini tidak mudah, semua mengalami. Tapi, dengan tidak kena virus saja bersyukur. Hal lain insyaallah bisa dibangun ulang kemudian.

Pemerintah galau serba galau. Karena memang keputusan tidak mudah, semua ada keburukannya.

Tapi, akhirnya apa yang kita teriakan dulu, akan mulai dijalankan. Ya, udah terlambat juga sih anyway. So, karena udah terlambat, impact-nya gak maksimal.

1. Tutup bandara dan pelabuhan dari masuknya WNA
Sampai saat ini, belum ditutup total. Orang luar masih bisa masuk dengan surat keterangan sehat.
Tapi, bukankah menurut dokter 85% orang yang membawa virus itu tidak terdeteksi? Artinya, akan dinyatakan sehat. Dengan demikian, jika diizinkan masuk, mereka adalah carier atau pembawa virus.
Anggaplah, negara menutup sama sekali WNA ke Indonesia. Ya itu bagus jika dilakukan dulu sebelum virus masuk Indonesia. Tapi, saat ini virus sudah didalam Indonesia. Sudah ada di seluruh pelosok negeri. Menutup pintu bagi WNA masuk tidak lagi menjamin Indonesia bebas virus Corona.
Ini pelajaran berharga, bahwa bertindak tepat pada waktunya itu big thing. Ibarat sabetan pedang itu, kecepatan menghindar dari pedang itu berguna jika sebelum pedang sampai. Jika sudah kena, baru dipindahkan, leher sudah putus. Ini namanya memindahkan mayit.

2. Tutup Jabodetabekjur agar warganya tidak keluar wilayah ini.
Premisnya: wilayah ini adalah tempat virus pertama kali ditemukan, menjadi pusat virus di Indonesia. Menutup wilayah ini, agar warganya tidak keluar ke daerah lain atau agar warga daerah lain tidak masuk, tujuannya menghindari penularan ke daerah lain. Tindakan seperti ini, namanya dan variasinya bisa macam-macam. Kita tidak perlu berdebat nama, mau disebut karantina wilayah ataupun Lockdown, tapi hakikat dari maksud ini dipahami. Tidak perlu berdebat istilah Lockdown, Karena itu hanya istilah, yang penting pemahaman. Mau semi atau partial lockdown ataupun completely atau full Lockdown, hakikat tujuannya sama, yaitu menutup pintu agar warga daerah endemi tidak keluar wilayah, dan warga daerah luar tidak masuk.
Tujuan pendekatan ini, jelas mudah dipahami, yaitu mengurangi penyebaran. Inilah hakikat Sunnah nabi sampai di sini.
Baik, apa namanya? Sudah saya katakan, nama gak penting! Saya jelaskan hakikat perkaranya. Ya, mungkin pendekatan ini dikenal lebih tepat dengan karantina wilayah atau semi Lockdown atau partial lockdown.
Dalam fase ini, masyarakat bisa diminta melakukan social / physical distancing, dengan tinggal di rumah, dan hanya keluar rumah jika perlu. Berkerumun dihindari. Aktivitas ekonomi seharusnya bisa tetap dilakukan, selama tetap menjaga jarak.
Karantina Wilayah atau Semi Lockdown ini bisa diambil pemahamannya dari hadits nabi,yang dipraktikkan Umar, yaitu jika kamu sudah ada di daerah endemik, jangan keluar darinya. Jika kamu mendengar suatu daerah ada endemi, jangan memasukinya.
Adapun social atau physical distancing, dapat dipahami pendekatan ini dari apa yang dilakukan oleh Abdullah Amr Bin Ash. Beliau melihat, wabah itu seperti kobaran api. Maka, beliau perintahkan penduduk saling menjauh dengan pergi ke gunung gunung. Ketika itu dilakukan, ternyata sembuh. Wabah berhenti.
Maka pendekatan karantina wilayah dan sosial distancing, sesungguhnya adalah pendekatan yang bisa diambil dari pemahaman dua sahabat mulia yang digabungkan, yaitu diambil dari keputusan Umar yang sejalan hadits nabi yang disampaikan Abdur Rahman bin auf, dan keputusan ijtihad Abdullah bin Amr bin Ash.

3. Total Lockdown atau completely Lockdown.
Ini adalah keputusan yang diambil oleh China di Wuhan. Ya, ini mungkin yang paling ekstrim dari penerapan dua atsar di atas, apa yang dilakukan oleh umar dan Abdullah bin Amr bin Ash. Tapi, pendekatan ini berat, tidak semua negara mampu, dan tidak mungkin dilakukan lebih lama. Mungkin ini paling efektif jika dilakukan serentak, dan diharapkan sesingkat mungkin, asal serentak. Saya yakin jika hanya 1 Minggu atau 2 Minggu kita mampu. Tapi jika terlalu lama, berat.

Saya tidak mau berdebat istilah. Saya pun tidak mau tunduk dengan istilah yang orang lain pahami, saya sebut semuanya Lockdown, Walaupun bisa diberikan klasifikasi lagi, apakah semi Lockdown atau completely Lockdown. Tapi, hakikat perkaranya mudah dipahami.

Saya pikir, Indonesia harusnya bisa lebih dahulu melakukan langkah 1, dan karena jebol, langkah 2.

Kabar buruknya, virus kini sudah tersebar di seluruh negeri. Orang orang sudah banyak yang mudik. Maka, tiap daerah melakukan penilaian ulang lagi, apakah daerahnya sudah menjadi tempat tersebarnya virus ini? Jika ternyata sudah benar tersebar di Indonesia, maka esensi langkah di atas tetap berlaku dengan cakupan nasional. Ini yang saya teriakan dari dulu, jangan sampai terjadi, karena lebih berat. Pemerintah pusat akan berat jika virus ini sudah tersebar nasional.  Maka, peperangan terhadap virus, ibarat perang terbuka di seluruh pelosok atau istilahnya ibarat Indonesia dikepung musuh. Lagi-lagi, kecepatan mengambil keputusan ini yang penting. Telat atau menunda, membuat masalah semakin berat, karena seakan-akan kita izinkan virus mengalahkan kita. Kita kalah cepat dengan virus itu.

Esensi pendekatan ini hanya dua sesungguhnya:
1. Warga daerah endemi atau pusat wabah, jangan keluar.
Warga di luar daerah endemik atau pusat wabah, jangan masuk.
2. Saling menjauh atau physical distancing Di daerah pusat wabah, agar wabah menghilang.

Inilah yang saya pahami, pendekatan dan saran para dokter, sejalan dengan Sunnah nabi dan dua atsar sahabat mulia, Umar dan Abdullah bin Amr bin Ash. Saya tidak merasa ahli. Tapi, saya baca, saya dengar, dan saya yakini, ini yang terbaik. Dan sebagai muslim,saya bersyukur. Merasa bahwa Islam ini Rahmat, sesuai dengan kondisi jaman dan keadaan. Dan karenanya, saya benarkan untuk tidak shalat berjamaah dan shalat Jum'at sekalipun, dan itulah Islam, agama rahmat, merahmati seluruh alam.

Mamat Rohimat

Tuesday, March 17, 2020

Pelajaran dari kisah nabi Yusuf

Pelajaran dari Kisah Nabi Yusuf, yang disebut sebaik-baiknya kisah:

وَقَالَ ٱلۡمَلِكُ إِنِّيٓ أَرَىٰ سَبۡعَ بَقَرَٰتٖ سِمَانٖ يَأۡكُلُهُنَّ سَبۡعٌ عِجَافٞ وَسَبۡعَ سُنۢبُلَٰتٍ خُضۡرٖ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٖۖ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ أَفۡتُونِي فِي رُءۡيَٰيَ إِن كُنتُمۡ لِلرُّءۡيَا تَعۡبُرُونَ

(Bahasa Indonesia)
Dan raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.”

-سورة يوسف, آية 43

قَالُوٓاْ أَضۡغَٰثُ أَحۡلَٰمٖۖ وَمَا نَحۡنُ بِتَأۡوِيلِ ٱلۡأَحۡلَٰمِ بِعَٰلِمِينَ

(Bahasa Indonesia)
Mereka menjawab, “(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu.”

-سورة يوسف, آية 44

وَقَالَ ٱلَّذِي نَجَا مِنۡهُمَا وَٱدَّكَرَ بَعۡدَ أُمَّةٍ أَنَا۠ أُنَبِّئُكُم بِتَأۡوِيلِهِۦ فَأَرۡسِلُونِ

(Bahasa Indonesia)
Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).”

-سورة يوسف, آية 45

يُوسُفُ أَيُّهَا ٱلصِّدِّيقُ أَفۡتِنَا فِي سَبۡعِ بَقَرَٰتٖ سِمَانٖ يَأۡكُلُهُنَّ سَبۡعٌ عِجَافٞ وَسَبۡعِ سُنۢبُلَٰتٍ خُضۡرٖ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٖ لَّعَلِّيٓ أَرۡجِعُ إِلَى ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَعۡلَمُونَ

(Bahasa Indonesia)
”Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.”

-سورة يوسف, آية 46

قَالَ تَزۡرَعُونَ سَبۡعَ سِنِينَ دَأَبٗا فَمَا حَصَدتُّمۡ فَذَرُوهُ فِي سُنۢبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تَأۡكُلُونَ

(Bahasa Indonesia)
Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.

-سورة يوسف, آية 47

ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ سَبۡعٞ شِدَادٞ يَأۡكُلۡنَ مَا قَدَّمۡتُمۡ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تُحۡصِنُونَ

(Bahasa Indonesia)
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.

-سورة يوسف, آية 48

ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ عَامٞ فِيهِ يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعۡصِرُونَ

(Bahasa Indonesia)
Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”

-سورة يوسف, آية 49

Pelajaran dari kisah:
1. Pentingnya seseorang raja itu bertanya hal yang tidak diketahui kepada alim.
Orang alim saat itu adalah nabi, yang Allah berikan mu'jizat menafsirkan mimpi. Dan satu dari tanda kenabian yang saat ini masih ada di umat ini adalah mimpi. Maka kemampuan untuk menafsirkan mimpi adalah hal yang indah.

Selain mimpi, umat Islam pun yang bagus keimanannya diberikan firasat. Maka, firasat seorang mukmin atau ulama, hendaknya untuk dipertimbangkan baik baik.

2. Atas dasar pengetahuan itu, hendaknya orang mempersiapkan diri dan melakukan apa yang dituntunkan.

Menurut pengetahuan tersebut, akan ada 7 tahun musim subur dan 7 tahun berikutnya paceklik. Maka, disarankan agar selama 7 tahun itu, bangsa Mesir untuk melakukan penanaman gandum, dan disisakan sebagiannya untuk menghadapi 7 tahun masa paceklik setelahnya.

3. Hari hari kehidupan itu tidak pernah stabil dan konstan. Kadang ada masa kita hidup enak dan mudah, dan kadang ada masa masa sulit. Maka, saat orang ada dalam masa enak itu, jangan terlena, tapi hendaknya untuk persiapkan diri menghadapi kemungkinan masa sulit.

4. Suatu bangsa itu, ketahanan pokok utamanya dilihat dari ketahanan pangan. Maka, bangsa yang ingin kuat, pastikan agar memiliki strategi

agar pangan untuk bangsanya aman, tidak bergantung ke bangsa lain. Jangan senang impor pangan.

Bangsa juga harus punya sistem logistik yang baik untuk bisa menyimpan bahan pangan dalam jangka waktu lebih panjang, agar tidak busuk.

5. Benarnya kenabian nabi Yusuf. Beliau Allah pilih menjadi nabi, dan janji Allah terjadi walaupun dihalangi atau dibenci sodaranya.

6. Kadang musibah yang menimpa itu, jika Allah kehendaki hukum-Nya harus berjalan, hanyalah mendekatkan terhadap takdir baik yang telah ditetapkan. Allah Al-Lathiif. Nabi Yusuf dibuang oleh saudaranya, tapi malah menjadi sebab tinggal di dekat raja Mesir, dan bersamaan waktu, beliau menjadi orang yang terpercaya di sisi raja.

7. Seseorang itu untuk mencapai posisi yang tinggi akan melalui ujian..maka nabi Yusuf merasakan fitnah di sisinya, menghadapi getirnya penjara karena dituduh berzina dengan isteri raja.

8. Fadhilah ilmu. Seseorang yang memiliki ilmu, tidak sama dengan orang yang tidak berilmu.

9. Keutamaan sikap amanah.
Nabi Yusuf ditawarkan posisi di sisi raja, setelah diketahui keilmuan beliau, dan pengakuan isterinya bahwa nabi Yusuf tidak bersalah. Maka, atas dasar keilmuan dan amanah beliau, maka beliau menjadi orang terpandang di kerajaan Mesir.

Secara umum, seseorang yang ingin memiliki kedudukan tinggi, harus memiliki 2 hal yaitu ilmu dan amanah. Nabi Yusuf berkata: sesungguhnya aku, orang orang yang pandai menjaga dan lagi berilmu.

10. Keutamaan ketakwaan
Nabi Yusuf selalu menjaga ketakwaan, maka Allah selalu menolongnya.

11. Iri tidak menjadi sebab datangnya kebaikan
Mengetahui bahwa nabi Yusuf adalah orang tersayang di sisi nabi Yakub, dan nabi Yakub tahu bahwa beliau adalah pewarisnya, akan menjadi nabi seperti beliau dan kakeknya Ishak dan Ibrahim, saudara saudaranya iri kepada beliau dan mencelakakan beliau. Tapi, kebaikan untuk nabi Yusuf, takdir harus berjalan, tidak ada yang bisa menghalanginya.

12. Pentingnya keimanan terhadap takdir.

Allah sudah membagi kehidupan di tengah makhluk. Lalu, bagaimana merasa iri terhadap kebaikan atas saudara kita?

Ditulis: Mamat Rohimat

Thursday, February 27, 2020

Golden Opportunity

Mamat Rohimat:
Bismillah!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Perkenalkan saya Mamat Rohimat. Setelah saya menyelesaikan pendidikan bidang keuangan S1 FE Unpad, dan memiliki ketertarikan saat itu di bidang investasi, dan mempelajari pasar modal serta mengambil ujian Wakil Manajer Investasi dan Izin WMI dari Bapepam tahun 2005, saya pun mulai melakukan investasi di pasar modal saat itu. Lalu, saya mengambil kesempatan beasiswa dan kuliah di MMUI, saya pun tidak meninggalkan ketertarikan dengan Investasi, dan saya jadikan tesis saya adalah aplikasi value Investing ala Warrent Buffett dalam berinvestasi di pasar modal.

Investasi saya di pasar modal terus berlanjut sejak saat itu dengan akumulasi sekitar 15 tahun, sampai kemarin saya putuskan keluar dahulu. Mengapa saya keluar dahulu dari bursa? Saya prediksi akan ada guncangan, Dan ternyata benar, index harga saham gabungan terus jatuh. Itu adalah push factor. Dan Saya pun ingin alihkan dahulu ke instrumen yang lebih menantang, kemungkinan adalah kesempatan terbesar di masa 10-20 tahun ke depan, atau bahkan mungkin dalam 1 abad ke depan, dan ini adalah pull factor.

Mengapa saya ceritakan ini? Selama perjalanan kehidupan Investasi saya, walaupun dengan skala kecil, saya sebenarnya menunggu momen dan kesempatan besar. Konon, orang besar dan orang sukses, semuanya sebenarnya tidaklah mendapatkan dari hal hal yang bersifat rutinitas atau harian. Ketika saya bertemu Helmy Yahya di acara The Scholar Indonesia, Beliau bertanya tentang keberuntungan atau lucky. Beliau mengatakan, keberuntungan itu tidak serta merta datang, tapi dipersiapkan,dicari.

Selama 15 tahun di pasar modal ini, saya sebenarnya terus menggembleng jiwa. Banyak kesalahan Investasi saya perbuat, ribuan keputusan saya ambil, tekanan mental dari kesalahan keputusan saya hadapi.

Dan selama  3 tahun terakhir, saya pun mempelajari lebih dari 500 projects di bidang Blockchain. Saya pun selama 2 tahun menjalankan bisnis TheGreatCoin, banyak hal yang saya perbuat, keputusan keputusan keliru saya ambil, kesalahan saya perbuat, dan terus saya ambil pelajaran darinya. Ini adalah persiapan jiwa untuk menantikan suatu masa,datangnya keberuntungan dan kesempatan.

Untungnya, semuanya saya lakukan dalam skala kecil, yang bisa dianggap hampir semuanya modal pribadi. Jadi, risikonya terbatas. Bayangkan jika exercise tersebut dilakukan dengan uang orang lain, jumlah besar, ya itulah Jiwasraya saat ini, atau Asabri. Kesalahan keputusan itu kalau dalam Investasi, tergantung size, jika yang dikelola besar, tak heran bisa memakan ongkos belajar triliunan rupiah.

Lagi lagi, saya merasa bahwa saya beruntung, mengambil masa pendidikan ini, mayoritas menggunakan uang pribadi.

Tapi, saya merasa bahwa saat ini, insyaallah saya melihat ada suatu kesempatan, golden opportunity, yang mungkin tidak akan terjadi lagi dalam 10, 20, atau 100 tahun ke depan. Saya berharap, TheGreatCoin akan bisa mengambil kesempatan itu. Ya, secara pribadi saya sudah tempuh persiapan jiwa yang panjang,dengan harapan lebih matang. Memang Investor itu, secara umum dianggap tak ada kerjaannya secara fisik. Tapi pekerjaan yang utama adalah pekerjaan jiwa,yang hampir tak terlihat, dari kemampuan mengambil keputusan, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, lalu memiliki keyakinan, dan bersabar jika keputusan yang diambil itu, dalam jangka pendek seakan-akan tidak sesuai harapan, dan terus memiliki belief. Dan ini semua, pekerjaan jiwa. Lalu memiliki strategi, dan kedisiplinan di atas strateginya. Pekerjaan pekerjaan batin ini, tidak terlihat, tapi jika digabungkan dengan kesempatan terbaik, bisa menciptakan nilai yang sangat besar. Dengan cara itulah, Investor kelas kakap tercipta. Ya, hal duniawi ini mungkin dianggap heran, tapi ternyata begitulah kehidupan. Kesuksesan yang diraih manusia, tidaklah diraih hanya orang yang capek kerja fisik. Andaikan orang yang paling capek kerja fisik yang paling akan sukses, tentu buruh bangunan lebih sukses dari Warren Buffett.

Dan bahkan rahasia ini pun terjadi dalam agama, bagi orang yang mengetahui ilmunya. Orang yang mampu me

njalankan ibadah batiniah dengan baik, dari keyakinan, kecintaan, keikhlasan, nilainya bisa lebih besar dari pekerjaan fisik. Bahkan, nabi memberikan contoh, pekerjaan fisik berupa menjauhkan duri dari jalan, hanya sebagai cabang iman terendah. Dan cabang iman tertinggi adalah ucapan Lailaha illallah, yang tidak bisa sah, kecuali ada perbuatan batin dengan meyakini, membenarkan, ikhlas, mencintai, dan menerima ucapan tersebut.

Apa kesempatan emas yang saya lihat itu? Ini adalah secret. Orang bilang, komoditas termahal adalah gold. Tapi, ternyata yang lebih mahal itu adalah informasi. Dan karena itu, informasi itu jika digabungkan dengan kemampuan mengambil keputusan, jiwa yang telah dipersiapkan mengambil keputusan, akan menjadi mahal. Dan saya tak akan bagikan di publik. Saya akan utilisasi di TheGreatCoin. Bagi yang tertarik, boleh untuk kolaborasi bersama TheGreatCoin.

Selain itu, saat ini TheGreatCoin insyaallah tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan investasi yang kecil-kecil, tapi memiliki ROI tinggi. TheGreatCoin akan masuk ke bisnis yang disebut kelas bawah tapi memiliki margin tebal, saya hitung ROI bisa 600%-5000%. Padahal, biasanya 20% saja projek sudah bagus. Memang, strategi yang diambil lebih baik yang nilainya kecil kecil dahulu agar bisa dijalankan, tapi margin besar. Daripada projek besar besar bernilai triliunan, tapi jika ditanya, apakah uangnya ada? Dijawab, tidak ada. Ya, kalau demikian, hanya akan jadi wacana. Pendekatan kami di TheGreatCoin, kami akan mulai dari bisnis yang kecil kecil, jika nanti ada akumulasi modal, kami masuk ke bisnis yang lebih besar. Jika mungkin, seperti yang kami sebutkan, kesempatan emas yang mungkin tidak dijumpai lagi dalam 10, 20, atau 100 tahun, Investasi yang bisa menghasilkan return 100,000x atau 300,000x! Siapa sangka, Bitcoin pernah mencapainya dari $0.06 sampai $20.000 dalam waktu 10 tahun? Apple bisa memberikan return 584x dalam kurun 23 tahun. Tesla memberikan return 38x dalam 10 tahun. Google bisa memberikan return 24x dalam waktu 16 tahun.
Saya berharap, bisa memperoleh kesempatan yang orang anggap mustahil, dan jika itu terjadi, mudah-mudahan Allah takdirkan kita bersama TheGreatCoin menjadi The Great Investor.

Mamat Rohimat

Founder TheGreatCoin