Musyawarah & Istikharah:sisi keindahan islam
1. Sukses atau tidaknya kita sebenarnya adalah akibat ketepatan pengambilan keputusan
2. Hidup sebenarnya hanyalah mengambil keputusan
3. Anggaplah keputusan itu hanya milih pesawat untuk dinaiki, ternyata jk salah, pesawat itu jatuh.
4. Faktor utama ketepatan pengambilan keputusan adalah informasi ttg masa depan.
5. Orang yg ahli akan lbh tepat mengambil keputusan daripada bukan ahli. Ibarat professor matematika, lbh diharapkan tepat menjawab soal matematika dibanding ahli musik.
6. Agama islam selalu berakibat baik. Jika saja selalu bertindak persis sesuai islam pasti baik. Dan ini artinya jk alim, lalu bertindak dg ilmu, hasilnya pasti baik. Mungkin ini yg saya hrs bersyukur, Allah ajarkan qawaid fikh, ushul fikh, dan maqashid syar'iyyah sehingga dlm menghadapi masalah, seolah2 seorang mujtahid yg berijtihad. Ini adalah keputusan yg diambil scr syar'ie, andaikan tidak digelincirkan syaitan, tentu sangat baik jlnnya. Tapi, ya setelah hidayah irsyad, memang butuh hidayah taufik agar bs berjalan sesuai ilmu, tanpa tergelincir oleh sebab apapun. Minimal dg ilmu akan menjaga ketergelinciran dr sisi syubhat shg jd sesat, tinggal berjaga-jaga agr tdk tergelincir dr sisi syahwat dg maksiat.
7.bagaimana dg keputusan yg bersifat kauni? Ini yg jd pokok bahasan.
8. Tidak ada yang tahu masa depan, inilah faktanya. Bhkn nabi sekalipun. Maka dusta dan kafirlah orang yg mengaku tahu masa depan. Maka kafirlah dukun, dan kafirlah orang yg percaya dg ucapan dukun. Maka orang yg mengambil keputusan dg dasar informasi dari dukun mengalami dua kerugian:informasi banyak dustanya walaupun kadang ada benarnya, mempercayainya adalah kekafiran.
9.tapi Islam memiliki 2 solusi yang disyariatkan yaitu dg musyawarah dan istikharah.
-musyawarah dg ahlul ilmi atau expert, mungkin dikenal dg expert opinion, agar informasi yg digunakan mengambil keputusan sdh sesuai ilmu.
-istikharah kpd Allah, 'Allamul guyuub adalah meminta Allah yang maha mengetahui hal gaib, untuk menunjukkan jalan yang harus dililih.
-Kalau bisa, dalam seluruh urusan selalu lakukan musyawarah dan istikharah. Walaupun kadang saya pun tak sempat musyawarah panjang dalam mengambil sebagian keputusan, spt kmrin beli apartemen dg skema cicilan. Tapi, krn wkt yg terbatas, unit tinggal satu itupun stlh digeser dg pembeli lain, sy kadang ambil dulu dg bayar sedikit. Ini seakan-akan beli option, minta wkt untuk berpikir lbh dalam dan musyawarah dg risiko kehilangan yg telah dibayar. Seringkali sy lbh menganggap ringan kehilangan sedikit uang, drpd kesalahan mengambil keputusan dg tdk memanfaatkan kesempatan yg mungkin tidak ada lagi. Dan ternyata setelah dapat tawaran lain yg mungkin sekilas lbh menarik, diskusi dg bbrp teman yg lbh ahli, terjadi ikhtilaf, dan hati sy teguh dg keputusan yg diambil kilat dl. Krn itu yg lbh pas untuk kondisi sy dan tujuan sy.
-kl bs kt selalu istikharah dlm segala urusan. Andaikan pun sekedar milih mau keluar rmh atau tidak hrs istikharah, lakukanlah. Niatkan sj ibadah. Tp biasanya, untuk urusan yg sangat signifikan. Saya pun kadang merasakan dilema, seperti berada di satu tempat yg sangat membingungkan, seperti bani israil yg dihukum dg padang tih, tdk tahu jalan yg hrs ditempuh. Di sini terasa butuh dan pentingnya petunjuk. Dlm konteks spt ini, saya pun tdk berani berbuat apapun, kecuali terus berdoa dan terus istikharah. Walaupun hrs diulang ratusan atau ribuan kali, itu lbh baik daripada salah mengambil keputusan. Dan tdk perlu merasa rugi dg istikharah walaupun tdk segera ditunjukkan jalan, niat saja ibadah yg walaupun tidak segera ditunjukkan jalan, mungkin menghapus dosa.
$maka seburuk-buruknya orang yang mengambil keputusan adalah yang tidak mau musyawarah dan tidak mau istikharah. Knp? Karena telah kumpul bentuk kesombongan kpd manusia dan Allah sekaligus, serta bentuk kecerobohan.
$sebenarnya, permasalahan besar sy alami dg sebab 2 hal yg dilanggar, ada pelanggaran atas ilmu, dan pelanggaran atas hasil istikharah.
$maka, kebaikan seorang hamba akan sempurna jika selalu tepat di atas jalan Islam, sehingga selalu berjalan di atas hal yg terafdhal. Dan ini mungkin hanya dicapai oleh nabi, atau kadang nabi pun kadang tergelincir jg dlm hal tersebut shg nabi muhammad ditegur dg surat 'abasa, ditegur ktk menyalati orang munafik. Dan nabi pun pernah berdarah dilempari batu ktk dakwah di thoif.
$maka, pasti seorang hamba akan mengalami ujian baik ketergelinciran scr syari'e shg baginya butuh membuka jln kebaikan lain dg tobat. Dan ujian krn qadari/kauni dg musibah shg dirinya hrs membuka kebaikan lain dg pintu sabar, ridha, ataupun syukur.
Mamat Rohimat
#ilmu_kehidupan
No comments:
Post a Comment