Saturday, April 1, 2017

Tahdzir

Tahdzir
1. Sesungguhnya memang  termasuk  syariat Islam  agar umat diperingatkan dari suatu bahaya.
2. Maka memperingatkan umat dr bahaya atas suatu kelompok, pemikiran,  ustadz yang menyimpang adalah hal yang merupakan  bagian dari agama.
3. Jika tidak ada yang memperingatkan,  lalu bagaimana  si awam tahu?
4. Dlm ilmu hadits,  para ulama mengomentari rawi-rawi dg istilah  jarh wa ta'dil,  isinya adalah  komentar apakah rawi tersebut  punya sisi keadilan dan dhabt sbg penjagaan agama.  Andaikan tdk ada,  bagaimana  suatu hadis dianggap shahih,  dhoif,  maudhu'?
5. Tapi,  memang kl dlm suatu majlis kerjanya hanya tahdzir dari awal dan akhir,  lalu apa yg didapatkan? Ini saya juga tidak senang.  Lbh bagus bahas ilmiah.  Jk sesekali  ditanyakan,  boleh saja diperingatkan untuk anggota majlis.  Jeleknya,  skrg serba di rekam,  shg rekaman materi untuk anggota majlis diterima  khalayak ramai,  yg ilmu itu belum  cocok didapatkan,  shg ribut.
6. Seraya dg itu,  jk ada penyimpangan kpd ust,  memang enaknya diajak bertemu tatap muka,  debat.  Seperti  Adi Hidayat,  ternyata kekeliruan nya di singkap ke publik oleh Ust Firanda terkait keleliruan bab takdir (perkara pokok) .  Masalahnya,  Ust Adi Hidayat menyebarkan  rekaman yang isinya keliru di publik,  sehingga ada kebutuhan  diingatkan secara terbuka agar kerusakan  yang telah terjadi  diperbaiki.
7. Adapun untuk masalah yang kekeliruan nya belum tersebar,  kerusakan belum tersebar,  ya bagusnya nasihati secara diam-diam.  Apalagi jika bukan perkara ushul.

Mamat Rohimat

No comments: