Thursday, December 29, 2016

Poligami

~di Group WA, obrolan laki-laki banyak bicara tentang poligami.
~kebetulan ada perempuan juga di group, yang suaminya di group tersebut:-).
~lalu saya komentar: ada seorang yang umurnya di bawah 30thn [25-27 thn], mengundang walimah untuk pernikahan dengan isteri yang keduanya:-).
~lalu saya berkomentar, poligami itu:
1. Untuk laki-laki: sarana latihan kepemimpinan menjadi hebat, krn latihan management waktu dan keadilan
*karena saya perhatikan, berpoligami itu sangat berat, sangat sulit. Saya yakin tidak semua orang mampu.
*jika seseorang punya keberanian, dan kemampuan berpoligami, tentu punya kemampuan di atas rata-rata mengemban tugas lain yang lebih besar, jk poligami tersebut sukses dijalaninya.
2. Untuk umat: solusi keberlangsungan
Suatu waktu laki-laki habis terbunuh perang, butuh anak2 lahir untuk generasi selanjutnya, dan itu dimudahkan dg poligami
*di akhir jaman, peperangan yang terus terjadi membuat kelangkaan laki-laki,  sampai perbandingan laki-laki: perempuan = 1:50
*tentu jk poligami dilarang, akan ada masyaqah lebih besar, dan poligami bisa sedikit mengurangi masalah
3. Bagi perempuan: kadang ada perempuan2  yang lebih cocok dinikahi laki-laki yg telah beristeri.
*ternyata dengan berjalannya waktu, banyak perempuan berkarir, setelah menimba pendidikan yang lama.
*umur yang semakin lanjut, membuat kurang kompetitif dibandingkan gadis usia di bawahnya.
*jabatan yang tinggi, kekayaan yang mapan, justru semakin membuatnya sulit jika mendapatkan laki-laki single yang setara.
*laki-laki yang seusianya rata-rata sudah menikah, yang hanya mereka dianggap pasar potensial:-)
4. Untuk kebersamaan: kadang suatu rumah tangga bisa sempurna dg poligami.
*masalah yg dihadapi rumah tangga, berbeda-beda.
*kadang poligami ada salah satu solusi terbaik, paling maslahat yg dapat ditempuh
5. Perempuan: latihan pengorbanan cinta kpd Allah, keridhaan atas takdir, ketundukan thd hukum-Nya.
*sebagian besar perempuan merasakan berat, masyaqah dalam menghadapi bahwa dipoligami itu berat.
*tapi Allah tidak menyia-nyiakan seorang hamba.
*andaikan dijadikan ihtisab, mencari ridha Allah, maka kesempatan terbaik tersebut bisa jalan menuju kebahagiaan hakiki.
*dipoligami adalah ujian, dan sebagaimana ujian lainnya, jika lulus dengan sikap terbaik, akan naik ke level selanjutnya.
*seseorang yang perjalanan hidupnya mencari derajat yang lebih baik, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.
*maka dibalik ujian, hukum, perintah, kadang berat: zakat/ shadaqah membuat harta berkurang secara dhohir, puasa membuat letih dan lapar, haji mengeluarkan uang, capek, kadang berisiko kematian apalagi jika dulu harus menempuh perjalanan panjang lewat laut dengan risiko besar, dan jihad berisiko menimbulkan kematian. Tapi, dibalik itu, Allah sediakan balasan terbaik.
6. Poligami adalah ketaatan
*bagi laki-laki, itu adalah ladang kebaikan yang besar, karena harus mengambil tanggung jawab besar. Maka itu adalah ibadah, yang berisiko besar, sehingga wajar jika berpahala besar.
*poligami adalah sunnah, maka jika niat melaksanakan sunnah, atau bentuk-bentuk ketaatan terhadap hukum Allah, pasti berujung baik dengan balasan terbaik
*bagi perempuan: itu adalah ladang untuk memupuk kebaikan. Dimaklumi bahwa perasaan terhadap madu kadang dianggap berat, di dalamnya kadang ada hasad, iri, benci, marah. Jika mampu mengatasinya, maka kualitas diri akan terupgrade berlipat-lipat. Maka, dibalik hal yang mungkin dianggap berat, terdapat kebaikan yang besar

Kesimpulan
~Ya, intinya kita mah makhluk, ikuti saja perintah Allah
~Hukum poligami seperti itu adanya, terima.
~Praktik poligami: bisa maslahat, bisa madharat.
~Yang harus dilihat adalah siapa yang melakukan, tujuan, alasan, dan pihak-pihak terkait.
~agama Islam:
1. Bertujuan untuk kemaslahatan, kebaikan.
2. Islam memerintahkan keadilan
3. Hakikat Islam adalah ketundukan
~kebetulan saja, syariatnya atau hukumnya poligami, bukan poliandri. Dan Allah punya hikmah.
~suatu waktu malaikat diperintah sujud terhadap Adam. Sujud terhadap makhluk menurut syariat kita adalah kesyirikan, tapi jika diperintah Allah, itulah konsekuensi ketaatan, tauhid.
~membunuh adalah haram. Tp, jk atas perintah Allah, itu ketaatan. Maka nabi Ibrahim menyembelih Ismail, anak tercintanya atas perintah Allah, dan itu ketaatan.
~bunuh diri adalah hal diharamkan. Dan jiwa sebenarnya enggan. Walaupun ada juga yang melakukan. Tp, jk Allah perintah, itulah ketaatan:
وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُوا مِنْ دِيَارِكُمْ مَا فَعَلُوهُ إِلَّا قَلِيلٌ مِنْهُمْ ۖ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا

Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),

وَإِذًا لَآتَيْنَاهُمْ مِنْ لَدُنَّا أَجْرًا عَظِيمًا

dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,

وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا

dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

No comments: