Thursday, December 29, 2016

Kenapa Iman itu Sangat Berharga

~tadi pagi, di toilet saya iseng buka Bloomberg, ketemu artikel ini: intinya asset kekayaan orang kaya naik jd 4.4 triliun dollar, dan Warrent Buffett termasuk yang paling banyak kenaikannya, beliau dikatakan akan menginfakkan kebanyakan hartanya untuk charity, dan bulan Juni kemarin baru infak senilai US $2.6miliar [Rp 35.1 triliun].
https://www.bloomberg.com/news/articles/2016-12-28/as-populists-won-2016-ballots-world-s-richest-made-237-billion
*saya jk di kamar mandi atau toilet, sekiranya memungkinkan, bisa buka berita atau membaca e-book, krn syaitan kadang hadir ganggu di kamar mandi, berupa "munculnya" angan-angan. Jk tdk mungkin, dipercepat. Subjek yg dibaca adalah hal yg dihinakan dlm agama, baik berita, atau kadang buku Intelligent Investor. Kebalikannya, saat masuk kamar mandi, sy pastikan dulu aplikasi Qur'an telah tertutup jk bawa hp, agr tdk menghinakan Qur'an.
~Warrent Buffett adalah termasuk "guru", yg saya bhkn pernah buat thesis: penerapan metode warrent buffett dlm berinvestasi. Buku favourite beliau adalah The Intelligent Investor, yg saya juga sukai, masuk logic.
$tapi, yg jd mslh, sy teringat bagaimana keadaan infak orang2 yg bkn muslim, di akhirat, yaitu hancur, tidak dianggap. Knp? Krn tidak dilakukan mukmin. Hal ini krn syarat suatu amal diterima paling pokok adalah pelakunya harus mukmin, hrs muslim. Kebalikannya: apapun kebaikan yang diperbuat seorang non muslim, spt Warrent Buffett yg dermawan, Bill Gates, maka tidak dianggap.
$di sini saya merasa kasihan kpd mrk: semoga Allah berikan mereka hidayah keimanan.
$beberapa faidah:
1. Iman adalah nikmat terbesar, krn hanya dengan iman sesuatu yang kecil diterima, bhkn diperbesar, dan apalagi yang besar. Telah berlalu, bhw orang yg sekedar berkhayal berbuat kebaikan [spt mengkhayalkan infak 1000 triliun], maka pahalanya telah dicatat sbg infaknya. Baru berkhayal, gmn kl sdh beneran:-). Asal ada iman.
Orang yg niat mau tahajjud, lalu tidak bangun, tetap dicatat pahala tahajjudnya. Ini karena kemurahan Allah.
2. Iman adalah nikmat terbesar yang diperoleh hamba.
3. Jk iman adalah yg paling berharga, maka harusnya harus yang paling dicari. Karena itu, bagi orang2 yang kini dalam kekafiran, kemusyrikan, Allah perintah berlari menuju Allah untuk beriman
فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۖ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ

Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain disamping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.
4. Harta hanya dibutuhkan sesuai kadar kebutuhan. Jika demikian, harusnya jangan terlalu ngoyo.
5. Selebihnya dari kebutuhan, maka harta tersebut:
~diwariskan: sehingga milik ahli waris, terus seterusnya sampai kiamat. Begitu kiamat, harta dihancurkan.
~diinfakkan: jk punya iman orang yang berinfak tersebut akan dibawa sampai kiamat, jika bukan mukmin maka dianggap tidak ada.
6. Perhatikan kerugian orang non muslim
~jika berbuat baik: kebaikan dianggap tidak ada
وَقَدِمْنَا إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.

وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ

Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka.
*menyesatkan amal mereka: menghapus
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ

Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.
~jika tidak berbuat baik [kewajiban], menanggung dosa
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ

"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?"
قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ

Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,
وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ

dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin,

وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ

dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,
وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ

dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,
حَتَّىٰ أَتَانَا الْيَقِينُ

hingga datang kepada kami kematian".

Mamat Rohimat

No comments: