Friday, December 16, 2016

Tauhid

Assalamu'alaikum

Kali ini, penulis akan membahas mengenai Tauhid Rubbubiyah dan pentingnya Ikhlas hanya Allahlah Rab kita.

Tauhid, berasal dari kata wahhada yuwahhidu tauhiidan, yaitu mashdar (tauhiidan) yang artinya mengesakan (meyakini/menekadkan/mengikrarkan hanya satu) "sesuatu" secara sungguh-sungguh.

Secara Isthilah, tauhid artinya mengesakan Allah (meyakini,menekadkan, mengikrarkan bahwa Allah adalah satu) secara sungguh-sungguh, yaitu keyakinan yang tidak diliputi suatu keraguan sedikit pun.

Terdapat beberapa pengelompokkan Tauhid:

-Sebagian ulama mengelompokkan tauhid ke dalam 3 macam:
a. Tauhid Rubbubiyyah
b. Tauhid Uluhiyah
c. Tauhid Asma was Shifat
-Sebagian ulama mengelompokkan tauhid ke dalam 3 macam:
a. tauhid fiddzat
b.tauhid fis shifat
c. tauhid fil af'al

Kali ini, penulis akan menguraikan mengenai tauhid rubbubiyyah:

rubbubiyyah berasal dari Rabba Yurabbi Rabban, Mashdar Rabban yang artinya yang mengurusi dengan sesungguhnya.

Rubbubiyyah artinya Yang Mengurusi.

Sehingga, Tauhid Rubbubiyyah artinya mengesakan Allah atau meyakini, menekadkan, mengikrarkan dengan keyakinan yang jazim (sempurna) bahwa hanya Allahlah Yang Mengurusi alam, Yang Menciptakan alam semesta, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan, Yang Memberi rizki, Yang Menentukan Takdir makhluk-Nya, Yang Menyembuhkan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan "mengurusi".

Jika kita sudah men-Tauhid-kan Allahlah Rab kita, maka tidak ada pilihan yang lebih pantas dibandingkan dengan ikhlas bahwa Allahlah satu-satunya Rabb Yang Mengurusi kita, Yang Menentukan takdir kita, Yang Menghidupkan dan Mematikan kita, Yang Menyembuhkan dan Yang Memberi kita penyakit, Yang Memberikan Rizki, dll.

Jika kita telah ikhlas bahwa hanya Allahlah Rabb kita, Insya Allah akan berpaidah:

-membuat hati kita lebih tenteram karena Allah tak akan menyianyiakan kita

-saat kita mengalami kegagalan atau kesedihan, kita tidak terlarut dalam kesedihan itu karena kita sadar bahwa semua itu terjadi atas kehendak dan takdir Allah.

-apa pun yang terjadi dalam diri kita, kita tidak akan mengenal istilah "putus asa". Karena orang yang berputus asa tidak lain adalah kafir, atau mengingkari bahwa Allah Rabb yang menentukan segala yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi.

Tips:

Agar kita merasa tenteram dalam menjalani kehidupan ini sehingga siap dengan apa pun yang akan terjadi atas kehendak dan Takdir Allah, maka:

-masuklah ke dalam 'sistem jaminan' Allah. Hal ini karena Allah tak pernah "wan prestasi" atas janji yang telah diucapkannya. Allah tak pernah mengingkari janji-janji-Nya.

-Janji Allah yang dimaksud, secara umum adalah Jadilah orang yang beriman dengan iman yang benar, dan beramallah dengan amal shalih

Janji-Janji Allah itu tertuang dalam 'kontrak' yang Allah sebutkan dalam Al-Qur'an dan Rasulullah sebutkan dalam "As-Sunah".

Dengan begitu, daripada kita mengkhawatirkan hidup ini, lebih baik kita berbondong-bondong masuk ke dalam suatu sistem jaminan Allah yang menjadikan kita seorang yang telah mengikatkan diri pada 'perjanjian-kontrak' dengan Allah yang menjamin "keselamatan dan keberuntungan" di dunia dan akhirat.

Semoga kita Menerima Janji dan Jaminan Allah atas keselamatan kita di dunia dan akhirat. Amin

Wallahu A'lam

Wassalamu'alaikum

Mamat

Episode selanjutnya: meyakini Tauhid Rubbubiyyah tidak cukup untuk menyelamatkan manusia. Insya Allah

No comments: