أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
~pentingnya hawa ditundukkan terhadap dalil.
~pentingnya untuk taslim thd dalil
~pentingnya untuk berpegang teguh dg ijmak
Seorang alim ataupun kita, tidak layak menyelisihi umat Islam jk mereka telah ijmak. Ini patokan. Jk ada perselisihan dan belum terjadi ijmak, maka hrs memperhatikan mana yg lbh dekat kepada kebenaran
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.
~Untuk itu, kita butuh pengetahuan dalam memilih guru atau ulama. Berikut beberapa kriteria berguna:
1. Selamat akidah dan manhaj, ahlus sunnah
2. Tidak memperturutkan hawa
3. Ikhlas dalam menyampaikan ilmu dan dakwah
4. Menyampaikan ilmu berdasarkan dalil dr Qur'an, sunnah dg pemahaman yang dinukil dari 3 generasi awal Islam
5. Menginginkan kebaikan terhadap umat
6. Memiliki nush [ketulusan]
7. Memiliki akhlak, adab, dan terlihat atsar ilmunya
No comments:
Post a Comment