Friday, December 16, 2016

Sejarah Bani Israil

MENGURAI SEJARAH BANI ISRAIL; TITIK ASAL AGAMA YAHUDI, KRISTEN DAN ISLAM & PERSENGKETAAN BAITUL MAQDIS
Oleh: Mamat Rohimat
Sekilas Tentang Asal Muasal Bani Israil:
 Bani Israil berasal dari Bahasa Arab, yang terdiri dari kata bani yang berarti keturunan, dan Israil yaitu seorang nabi yang bernama Israil (nama lain dari Ya’kub)
 Israil adalah nama lain dari nama nabi Ya’kub. Ya’kub adalah anak laki-laki dari Ishak. Ishak adalah anak laki-laki dari Ibrahim, dan merupakan Saudara kandung dari Nabi Ismail. Dengan demikian, Israil adalah cucu dari Ibrahim dan merupakan keponakan dari Ismail.
Sekilas Tentang Masa Sebelum Israil (Masa Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, dan Nabi Ismail)
 Allah menguji Ibrahim dengan beberapa ujian yang berat (termasuk menyembelih Ismail), dan Ibrahim berhasil menyempurnakannya. (QS: Al-baqarah;124).
 Karena itu, Allah mengangkat Ibrahim sebagai pemimpin manusia (QS: Al-baqarah; 124).
 Nabi Ibrahim bertanya kepada Allah, apakah pengangkatan sebagai pemimpin manusia itu berlaku bagi keturunannya? Allah menjawab, janji pengangkatan sebagai pemimpin manusia tidak berlaku bagi keturunan Ibrahim yang dzolim. Dengan demikian, keturunan Ibrahim yang shalih juga terjanjikan oleh Allah untuk menjadi pemimpin manusia (QS: Al-baqarah; 124).
 Ibrahim memiliki dua orang anak, yaitu Ismail dan Ishak. Keduanya adalah orang shaleh, dan karenanya menjadi pemimpin manusia (nabi) sebagaimana yang terjanjikan.
 Dari Ishak, lahirlah anak lelaki yang bernama Ya’kub yang merupakan nama lain dari Israil. Ya’kub adalah orang yang shaleh, dan karenanya menjadi nabi sebagaimana yang dijanjikan.
 Dari keturunan Ya’kub, lahirlah hampir seluruh nabi yang diturunkan. Tentu saja mereka yang shaleh. Nabi-nabi yang merupakan bani Israil (keturunan Israil/keturunan Ya’kub) antara lain selain Nabi Ya’kub (Israil), Ibrahim, Ismail dan keturunan Ismail (Muhammad), Luth, Shalih, Hud, Nuh, Idris, Adam.
 Dengan demikian, Nabi Yusuf; Nabi Musa; Nabi Harun; Yunus, Nabi Syuaib; Nabi Ayub, Nabi Zakariya; Nabi Yahya; Nabi Daud; Nabi Sulaeman; Nabi Dzul Kifli; Ilyas, Ilyasa, dan Isa adalah keturunan dari Israil (Ya’kub) yang merupakan keturunan Ibrahim yang shaleh sebagai wujud janji Allah. Allah memang tidak pernah mengingkari janjinya.
Sekilas tentang Masa Israil (Ya’kub dan Yusuf):
 Yusuf adalah anak kesayangan nabi Ya’kub, diantara sebelas anak yang lain.
 Hal ini tentu saja nabi Ya’kub sangat menyayangi Yusuf, karena Yusuflah yang akan meneruskan kenabian, sebagaimana juga diberikan kepada Ya’kub, Ibrahim dan Ishak yang merupakan leluhur Yusuf (QS: Yusuf; 6)
 Tanda-tanda kenabian itu, ditandai dengan mimpi Yusuf, bahwa sebelas bintang, matahari dan bumi bersujud terhadapnya (QS: Yusuf; 4).
 Kasih saying yang terlihat berlebih kepada Yusuf, membuat kecemburuan diantara anak-anak Ya’kub yang lain (QS: Yusuf; 8).
 Rasa cemburu tersebut, membuat mereka berencana menghilangkan Yusuf dari kehidupan mereka agar kasih sayang Ya’kub tercurah kepada mereka. Ada yang menyarankan untuk membunuh Yusuf. Ada pula yang menyarankan membuang Yusuf. Namun, keputusan yang diambil adalah membuang Yusuf di sumur tua (QS: Yusuf; 9-10).
 Mereka pun membuang Yusuf ke Sumur Tua. Lalu mereka pulang ke Ayahnya (Ya’kub) dengan membawa darah palsu, dan mengatakan bahwa Yusuf dimakan binatang buas. Namun, Ya’kub tahu kalau anak-anaknya sedang berbohong. Ya’kub tahu kalau Yusuf tidaklah mati dimakan binatang puas (QS: Yusuf; 18).
 Tibalah musafir (pedagang) yang hendak berdagang dari Madyan ke Mesir. Musafir itu menurunkan timba untuk mengambil air. Namun didapatinya seorang anak laki-laki (Yusuf). Lalu mereka menyembunyikan Yusuf ke dalam barang dagangannya. (QS: Yusuf; 19).
 Pedangan itu menjual Yusuf ke Orang Mesir, yang tidak lain adalah raja Mesir dengan harga yang Murah (QS: Yusuf; 20).
 Orang yang membeli Yusuf itu (raja Mesir) meminta istrinya (zulaikha) untuk memberikan Yusuf pakaian yang baik dan menjadikannya anak (QS: Yusuf; 21).
 Saat Yusuf telah dewasa, ia adalah seorang laki-laki yang tampan. Bahkan, dialah yang diceritakan laki-laki tertampan di dunia. Tidak heran, jika Zulaikha (Istri raja) menginginkan Yusuf, dan mengajak Yusuf melakukan ‘hubungan badan’. (QS: Yusuf; 23).
 Hampir-hampir saja Yusuf pun tergoda. Namun, Allah menyelamatkannya. (QS; Yusuf; 24).
 Yusuf dan Zulaikha berlari menuju pintu. Yusuf berusaha kabur, namun Zulaikha berusaha menghalanginya. Namun, di depan pintu, keduanya bertemu Sang Raja (QS: Yusuf; 25).
 Zulaikha mengatakan kepada suaminya (Sang Raja), kalau Yusuf hendak ‘memerkosanya’. Zulaikha meminta Yusuf dipenjara atau disiksa dengan siksaan yang pedih (QS: Yusuf; 25).
 Yusuf membela diri, dan mengatakan Zulaikha-lah yang menginginkannya (QS: Yusuf; 26).
 Lalu didatangkan seorang bayi yang masih kecil untuk dijadikan saksi. Bayi berkata:”jika pakaian yusuf sobek di depan, maka Zulaikha yang benar,dan Yusuf yang salah. Namun, jika baju yusuf sobek di belakang, maka Zulaikha yang salah, dan Yusuf yang benar”. (QS; Yusuf; 26-27).
 Ternyata, setelah di cek, Baju Yusuf sobek di belakang. Karena itu, Yusuflah yang benar, dan Zulaikhalah yang salah. (QS: Yusuf; 28).
 Mengetahui keadaan tersebut. Zulaikha dijadikan bahan ‘omongan buruk’ oleh para wanita (QS: Yusuf; 30).
 Mengetahui cacian para wanita tersebut, Zulaikha mengumpulkan mereka, member pisau dan buah-buahan (untuk diiris). Lalu, Yusuf diminta menemui mereka. Melihat ketampanan Yusuf, mereka merasa takjub, dan tak sadar telah memotong jari-jari mereka (QS: Yusuf; 31).
 Akhirnya Zulaikha balas ‘mencaci’ mereka. Zulaikha pun mengakui, kalau dirinya menginginkan Yusuf, (seperti halnya mereka), namun Yusuf menolak. Karena itulah, Zulaikha hendak menghukum Yusuf. (QS: Yusuf; 32).
 Karena Khawatir tergoda oleh godaan para wanita, Yusuf berdo’a untuk dijauhkan dari godaan tersebut. Bahkan, Yusuf lebih menyenangi untuk tinggal dipenjara, daripada berzina dengan para wanita tersebut. (QS: Yusuf; 33).
 Allah mengabulkan do’a Yusuf untuk menghindarkannya dari godaan, dengan memasukkan Yusuf ke penjara (QS: Yusuf; 34).
 Yusuf mengikuti agama bapak-bapaknya, yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’kub; yang mana, mereka tidak menyekutukan Allah, dengan sesuatu apa pun (QS: Yusuf; 38).
Yusuf diangkat menjadi Penguasa:
 Raja bermimpi melihat tujuh sapi yang gemuk dimakan tujuh sapi yang kurus. Raja pun melihat tujuh bulir gandum yang hijau dan tujuh bulir gandum yang kering. Lalu, Raja meminta pendapat takwil mimpi tersebut kepada para pemuka Mesir. Namun, tak ada satu pun yang mampu menakwilkannya. (QS: Yusuf; 43-44).
 Singkat cerita: Yusuf memberikan takwil, bahwa akan datang masa selama tujuh tahun yang subur. Maka hasil pertanian selama masa subur tersebut hendaknya tidak dihabiskan kecuali hanya sedikit saja yang dimakan.Karena akan ada masa sulit selama tujuh tahun pula. (QS: Yusuf 47-48).
 Lalu raja mengangkat Yusuf sebagai orang kepercayaannya. Yusuf lalu menjadi bendahara Mesir, karena beliau orang yang terpercaya dan berpengetahuan (QS: Yusuf; 55).
Saudara-Saudara Yusuf (Bani Israil) Diajak Ke Mesir:
 Tatkala saudara-saudara Yusuf (Bani Israil) datang, Yusuf memeluk orang tuanya (Ya’kub), dan mengatakan: “masuklah ke Mesir, insya Allah, aman”. (QS: Yusuf; 99)
Saat Mesir Diperintah oleh Fir’aun:
 Setelah pemerintahan di masa Yusuf berakhir, Mesir diperintah oleh Firaun.
 Firaun menjadikan bani Israil sebagai hamba sahaya.
 Fir’aun melakukan tindakan-tindakan yang kejam terhadap bani Israil.
 Diantara kekejaman terhadap bani Israil, adalah dengan membunuh anak laki-laki dari bani Israil, dan membiarkan hidup anak wanita untuk dijadikan pelayan nafsu mereka (QS: Al-baqarah; 49).
Allah mengutus Musa untuk membebaskan bani Israil:
 Bani Israil adalah turunan nabi-nabi Allah, yang Allah hendak selamatkan.
 Diantara bani Israil, ada orang yang shaleh dan ada pula orang yang dholim.
 Salah satu misi Musa adalah untuk membebaskan bani Israil dari kekejaman Fir’aun (QS: Ad-Dukhan; 18).
 Musa juga meminta Fir’aun untuk tidak menyombongkan diri terhadap Allah (QS: Ad-Dukhan; 19).
 Jika pun Fir’aun tidak mau beriman terhadap Musa, Musa meminta fir’aun membiarkan Musa pergi bersama kaumnya (QS: Ad-Dukhan; 21).
 Musa pergi ke negeri Seberang (Baitul Maqdis), melalui laut Merah. Lalu Firaun ditenggelamkan di Laut Merah (QS: Ad-Dukhan; 24).
Bani Israil Diperintahkan untuk memasuki Baitul Maqdis:
 “ Dan ingatlah ketika Kami mengatakan: masuklah kamu sekalian (Bani Israil) ke dalam kampung tersebut (Baitul Maqdis), maka makanlah darinya apapun yang kalian inginkan, dan masukilah pintu kampung tersebut dengan bersujud, seraya mengatakan (khithatun-Ya Allah, semoga Engkau mengampuni dosa-dosa kami); maka Kami akan mengampuni dosa-dosa kalian semua. Dan kami akan menambah nikmat kami, kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS: Al-baqarah; 58). Atas dasar ayat tersebut, Tanah itu diklaim sebagai “Tanah Terjanji”
 “Namun mereka mengganti ucapan “khithatun-semoga Engkau mengampuni dosa-dosa kami” dengan ucapan yang lain, yang tidak diperintahkan (“habbatun fi sya’rah-biji gandum di dalam gandum); maka Allah menurunkan kepada orang-orang yang dholim siksaan dari langit, disebabkan mereka berbuat kefasikan”. (QS: Al-baqarah; 59).
 Kebiasaan sebagian bani Israil (yang dholim) adalah becanda, menyelisihi, bermain-main, walaupun terhadap Allah (perintah Allah). Karena itulah, Allah menyiksanya.

Bani Israil banyak berbuat dosa yang menyebabkan kemarahan Allah, padahal nikmat yang diberikan Allah sangat besar:
 Bani Israil menyembah sapi, saat nabi Musa dipanggil oleh Allah. (QS: Al-baqarah; 51)
 Lalu Allah memaafkan mereka, agar mereka bersyukur (QS: Al-baqarah; 52).
 Allah memberi Musa kitab Taurat da furqan (syariat) agar Bani Israil mendapatkan petunjuk (QS: Al-baqarah; 53).
 Bani Israil mengatakan: tidak akan beriman kepada Musa sampai melihat “dzat” Allah, dengan mata telanjang. (QS: Al-baqarah; 55).
 Lalu mereka disambar oleh ‘suara’ dan mematikan mereka. Lalu Allah menghidupkan kembali, agar mereka bersyukur. (QS Al-baqarah; 55-56).
 Dan lain-lain.
Setelah Masa Nabi Musa, Bani Israil Terusir oleh Jalut (Gholiat):
 “Tidakkah engkau mengetahui para pemuka dari bani Israil setelah Musa, tatkala mereka berkata kepada nabi mereka (Nabi Syimwael-tafsir jalalaen), utuslah kepada kami seorang raja, yang memimpin kami berperang di jalan Allah. Nabi mereka berkata, boleh jadi ketika perintah perang diberikan kepada kamu, kamu tidak mau berperang. Mereka mengatakan: mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal kami telah diusir dari desa kami dan anak-anak kami. Maka tatkala mereka diperintahkan berperang, mereka berpaling kecuali hanya sebagian kecil dari mereka. Dan Allah, maha mengetahui kepada orang-orang yang dholim” (QS; Al-baqarah; 246).
 Sifat sebagian bani Israil (yg dholim), meminta “perintah”. Namun saat mereka dikasih perintah, mereka berpaling.
 “Dan Nabi mereka berkata kepada mereka, sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kamu Thalut untuk menjadi raja. Mereka berkata, kenapa Thalut yang menjadi raja kami?Dan kami lebih berhak menjadi raja dari pada Thalut dan Thalut tidak diberi harta yang banyak. Nabi mereka berkata, sesungguhnya Allah telah memilih Thalut untuk menjadi raja kalian, dan menganugrahinya keluasan ilmu dan kekuatan fisik. Dan Allah memberikan kerajaannya kepada yang ia kehendaki. Dan Allah maha luas (pemberian-Nya) dan maha mengetahui.” (QS: Al-baqarah; 247).
 Begitulah sifat sebagian bani Israil (yg dholim). Mereka mau menerima ‘keputusan’, asal menguntungkan mereka dan sesuai kehendak mereka. Mereka menolak keputusan itu, jika tidak sesuai dengan kehendaknya. Walaupun itu keputusan Allah, Tuhan mereka.
 “Maka tatkala Thalut keluar bersama bala tentaranya, Thalut berkata; sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan melewati sungai. Barang siapa yang meminum dari air sungai itu, maka ia bukan dari golonganku.Barang siapa yang tidak meminum air sungai itu (kecuali hanya seteguk dengan tegukan tangan), maka ia adalah golonganku.Lalu mereka meminum air sungai itu, kecuali hanya sedikit dari mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman melewati sungai itu, mereka berkata sekarang kami tidak kuat lagi menghadapi Jalut dan tentaranya. Orang-orang yang meyakini akan bertemu dengan Allah berkata, berapa banyak golongan yang sedikit mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah bersama orang-orang yang bersabar.” (QS: Al-baqarah; 249).
 Orang-orang dari Bani Israil yang dholim yang tidak beriman kepada Allah, telah menyerah dalam peperangan. Mereka tidak lagi ikut berperang bersama raja Thalut dalam melawan Jalut dan tentaranya. Sifat mereka memang selalu melawan perintah, baik perintah Allah, maupun perintah rajanya.
 “Maka tatkala orang-orang yang meyakini akan bertemu Allah itu tampak di mata Jalut dan tentaranya, mereka mengatakan: Ya Allah, penuhilah kami kesabaran dan teguhkanlah kedua telapan kaki kami, dan tolonglah kami untuk mengalahkan orang-orang yang kafir”. (QS: Al-baqarah; 250).
 “Maka mereka (Thalut dan orang-orang yang beriman dan masih berperang bersamanya) mengalahkan Jalut dan balatentaranya dengan izin Allah. Dan Daud membunuh Jalut. Dan Allah memberi Daud kerajaan dan hikmah serta mengajari apa-apa yang Allah kehendaki….”. (QS: Al-baqarah; 251).
 Kesimpulannya, bahwa: Daudlah yang mengalahkan dan membunuh Jalut. Dengan demikian, baitul maqdis telah direbut oleh Jalut sebelum masa kenabian Daud AS.
Baitul Maqdis di Masa Daud & Sulaeman;
 Daud dan orang-orang yang berperang bersama Thalut adalah bani Israil yang shaleh, yang tetap berperang bersama Thalut melawan Jalut.
 Adapun bani Israil yang membangkang dan meminum dari air sungai itu, dapat disimpulkan tidak ikut berperang. Karena itu, tidak bisa masuk ke baitul maqdis. Itulah, bani Israil yang kafir dan dholim, yang saat itu masih terusir dari baitul maqdis.
 Daud adalah raja dan nabi yang mengajarkan kenabian.
 Kerajaan nabi Daud diwariskan kepada puteranya Sulaeman.
 Dalam masa kerajaan sulaeman itulah, dibangun masjidil aqsa.
 Dengan demikian, golongan bani Israil yang menghormati masjidil aqsa, adalah keturunan dari bani Israil, pengikut Daud dan Sulaeman.

Yahudi:
 Yahudi, berasal dari bahasa Yahuda, yaitu keturunan dari Israil, yang artinya bangsa Yahuda.
 Yahuda, adalah keturunan dari Israil, yang dholim, karena menurut beberapa sumber, melakukan hubungan inses dengan menantunya, dan lahirlah bangsa yahudi.
 Karakter dari bangsa Yahudi memang selalu menentang dan merefleksikan sifat bani Israil yang dholim, yang karenanya janji kenabian tidak diberikan kepada mereka.
Yahudi dan Bani Israil:
 Yahudi termasuk bagian dari bani Israil.
 Sebagian dari bani Israil ada yang patuh kepada Allah, ada pula yang membangkang.
 Yahudi adalah termasuk bagian dari bani Israil yang membangkang.
Kelahiran Isa dan Kristiani:
 Isa diturunkan untuk membawa syariat baru dalam kitab Injil, seraya membenarkan kitab yang diturunkan sebelumnya (Zabur kepada Nabi Daud & Thaurat kepada nabi Musa)
 “dan tatkala Isa datang dengan membawa “bayyinah” (tanda-tanda kenabian/mukjizat/penjelasan), Isa berkata: sungguh aku datang dengan membawa hikmah dan agar aku menjelaskan kepada kalian sebagian dari yang kalian perselisihkan. Maka bertakwalah kepada Allah, dan taatilah aku” (QS: Az-Zukhruf; 63).
 “Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Ia. Itulah jalan yang lurus”. (QS; Az-Zukhruf; 64).
 “Maka berselisihlah golongan-golongan diantara mereka (bani Israil). Maka celakalah bagi orang-orang yang dholim dengan adzab di hari yang pedih. (QS: Az-Zukhruf; 65).
 Isa lahir dari Maryam, padahal Maryam adalah seorang gadis yang tidak bersuami. Karena itulah, Maryam tidak menjawab saat ditanya oleh kaumnya. Siapakah anak itu?
 Isa menjawab: “Isa berkata, aku adalah hamba Allah, Allah memberiku kitab dan menjadikanku nabi” (QS; Maryam; 30).
 Namun, terdapat perbedaan ‘pendengaran bani Israil’. Isa mengatakan: “inni Abdullah” (QS: Maryam; 30), tapi sebagian bani Israil salah mendengar, sehingga mereka menyangka Isa mengatakan “inni ibnullah” (sesungguhnya aku adalah anak lelaki dari Allah).
 Bagi kaum yang menganggap bahwa yang didengarnya adalah inni ibnullah (aku adalah anak Tuhan), di situlah mereka menganggap Isa anak Tuhan (Tuhan Anak), dan tentu Maryam adalah Tuhan Ibu. Di sinilah bermula konsep trinitas.
 Di situlah mereka berselisih, karena perbedaan “pendengaran mereka”. Padahal, isa mengatakan, sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, itulah jalan yang lurus (QS Az-Zukhruf; 64).
 Allah menghakimi perselisihan diantara dua golongan tersebut, dengan mengatakan: “Allah tidak memiliki Anak dan Juga tidak diperanakkan” (Al-Ikhlas; 3).
 Allah membantah kalau Isa anak-Nya: “ tidak pantas bagi Allah memiliki anak. Maha Suci Allah (dari tuduhan kalau Allah punya anak). Ketika Allah menetapkan suatu perkara, maka Allah akan mengatakan: jadilah kamu, maka jadilah ia”. (QS: Maryam; 35).
 Allah juga menyangkal konsep trinitas, tentang adanya Tuhan Bapak (Allah), Tuhan Ibu (Maryam), dan Tuhan Anak (Isa), dengan mengatakan: “sungguh telah kafir orang yang mengatakan sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga (satu dari trinitas), dan tidak ada tuhan kecuali Tuhan yang Satu, jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakana, niscaya akan menimpa kepada orang-orang kafir dari mereka adzab yang pedih” (QS: Al-Maidah;73).
 “ Tidaklah Isa Al-Masih anak lelaki Maryam itu kecuali seorang Rasul yang mana telah datang rasul-rasul sebelumnya,dan Ibunya (Maryam) adalah seorang wanita yang benar (baik-baik), keduanya (Isa dan Maryam) sama-sama makan makanan; perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka ayat-ayat, lalu perhatikan bagaimana mereka bisa berpaling”. (QS: Al-Maidah; 75).
 Isa dan Maryam bukanlah Tuhan. Karena tidak ada Tuhan selain Allah. Isa dan Maryam adalah manusia biasa, yang makan dan minum. Mereka bukanlah Tuhan. Mereka tidak menganggap dirinya Tuhan, dan tidak pula meminta dipertuhankan.
 Dengan demikian, Allah membatalkan anggapan orang yang menganggap Tuhan itu ada tiga (trinitas). Isa bukanlah Anak Tuhan dan bukan pula Tuhan, Isa adalah Rasul sebagaimana Rasul-Rasul sebelumnya seperti Musa dan Ibrahim. Ibunya (Maryam) adalah wanita baik-baik, bukanlah penzina. Maryam bukan pula Tuhan dan Bukan Istri Allah, karena Allah tidak pantas memiliki istri. Adapun penciptaan Isa yang lahir tanpa seorang ayah, adalah mudah bagi Allah. Hal tersebut sama dengan penciptaan makhluk lain seperti Adam, bumi, dan langit, yakni cukup mengatakan:” Jadilah Engkau, maka jadilah ia”.
Isa memberikan kabar gembira akan datang rasul yang bernama Ahmad:
 “Dan ketika Isa anak lelaki Maryam berkata: wahai bani Israil! Sesunguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian (bani Israil, dan bukan untuk yang lain), membenarkan apa yang telah ada sebelum aku dari kitab taurat, dan memberikan kabar gembira akan lahir rasul setelahku, yang bernama Ahmad” (QS: As-Shaf; 6).
Kelahiran Nabi Muhammad:
 Kelahiran rasul yang dijanjikan dalam kitab Taurat dan Injil, sebenarnya dinanti-nantikan oleh bani Israil. Mereka bahkan meminta pertolongan kepada Allah dengan diturunkannya rasul yang dijanjikan itu (QS: Al-baqarah; 89).
 “dan ketika datang kepada mereka kitab (Al-qur’an) dari Allah yang membenarkan kitab yang ada pada mereka (Taurat, Jabur, dan Injil), dan mereka sebelumnya meminta pertolongan (dengan diturunkannya nabi yang dijanjikan) untuk mengalahkan orang-orang kafir, Namun tatkala datang kepada mereka apa yang mereka ketahui (nabi sebagaimana sifatnya mereka ketahui di dalam taurat dan injil), mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah dilimpahkan kepada orang-orang yang menginkari (kafirin)”. (QS: Al-baqarah; 89).
 Begitulah sifat mereka (sebagian bani Israil). Jika tidak sesuai dengan keinginan hati mereka, bahkan ketetapan Allah pun, diingkari. Hal ini bukan sekali saja, pada saat nabi Muhammad diturunkan, namun juga berkali-kali. Termasuk, saat ternyata yang diangkat jadi raja adalah Thalut (bukan mereka), mereka pun mempertanyakannya.
 Mereka meminta diturunkannya rasul yang dijanjikan, karena harapan mereka, rasul itu berasal dari golongan mereka (bani Israil), sebagaimana kebanyakan dari nabi-nabi yang diturunkan itu.
 Namun, Allah hendak memenuhi janji-Nya, sebagaimana dijanjikan kepada nabi Ibrahim, bahwa kenabian akan pula diturunkan kepada turunan Ibrahim yang shaleh, termasuk keturunan Ismail. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya.
 Sudah sekian lama, tidak ada keturunan Ismail yang diangkat menjadi nabi. Sampai tibalah waktunya, Muhammad yang merupakan keturunan Ismail, diangkat sebagai nabi terakhir.
 Karena itu, kebanyakan bani Israil (yang mengaku dirinya Yahudi-dan Nasrani) tidak mengakui kenabian Muhammad, karena bukan berasal dari golongannya: ”alangkah buruknya suatu perkara, mereka menjual (kebahagiaan yang dijanjikan kepada mereka jika mereka beriman kepada Muhammad) dengan mengingkari apa yang Allah turunkan (Muhammad, Al-qur’an), karena hasud (iri) Allah menurunkan keutamaan-Nya (kenabian) terhadap orang yang Allah kehendaki dari hamba-hamba-Nya (Muhammad sbg bani Ismail, dan bukan bani Israil). Maka mereka kembali (kepada Allah) dengan kemarahan Allah yang bertambah-tambah. Dan bagi orang-orang yang mengingkari (kafirin), siksaan yang hina.” (QS: Al-baqarah; 90).
Islam dan kelahiran Muhammad:
 Kedatangan Muhammad adalah untuk mengajak manusia ke dalam ajaran yang benar, sebagaimana diajarkan (dibawa/dianut) oleh para nabi terdahulu dari sebelum nabi Ibrahim (Adam, Idris, Nuh, Hud), semasa Ibrahim & Luth, dan setelah Ibrahim (Ismail, Ishak, Ya’kub dan nabi-nabi keturunan Ya’kub termasuk Musa dan Isa), yaitu untuk hanya menyembah Allah saja, dan tidak menyekutukan dengan menyembah sesuatu apa pun. Itulah agama yang lurus. Itulah agama Islam.
 Kedatangan para nabi itu tidaklah menghapus ajakan untuk hanya menyembah Allah saja, dan tidak menyekutukan dengan yang lain (ajaran tauhid), sehingga pada dasarnya seluruh nabi yang diturunkan memiliki agama yang sama, yaitu Agama Islam.
 Adapun ‘cara/metode’ penyembahan (kebaktian) kepada Allah-lah, yang berbeda-beda antara nabi yang satu dengan nabi yang lain. Cara atau metode penyembahan (kebaktian/berbakti/pengabdian/mengabdi) kepada Allah tersebut disebut dengan syariat. Syariat tersebut disesuaikan dengan kondisi jaman. Seperti shaum (puasa) diwajibkan kepada Muhhammad dan umatnya, juga diwajibkan kepada umat sebelum Muhammad. Namun, caranya yang berbeda (waktu puasa, lamanya puasa, dll).
 Contoh lain: jaman nabi Musa, caranya bertobat adalah dengan dibunuh: “dan ingatlah ketika nabi Musa berkata kepada kaumnya, wahai kaumku! Sesungguhnya kalian telah dholim kepada diri kalian dengan menjadikan sapi sebagai sesembahan, maka tobatlah kalian dengan membunuh diri kalian. Kematian diri kalian itu lebih baik bagi kalian di hadapan Yang Menjadikan (Tuhan) kalian, maka Yang Menjadikan (Tuhan) kalian, akan menerima tobat kalian. Sesungguhnya, Tuhan kalian Maha Menerima Tobat dan Maha Penyayang”. (QS: Al-baqarah; 54).
 Namun, tobat seperti itu dianggap sudah tidak relevan dalam konteks saat ini. Karena itulah, Allah menurunkan syariat baru, untuk menghapus syariat lama (yang dianggap sudah tidak relevan, bahkan terlalu berat), dan agar manusa bersyukur. Dengan demikian, tobat dalam syariat nabi Muhammad adalah dengan mengakui kesalahan, menyesal atas kesalahan tersebut, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan, lalu meninggalkan perbuatan tersebut.
Analisis Siapa Yang Berhak atas tanah baitul maqdis:
 Bumi dan langit adalah milik Allah
 Allah akan memberikan bumi (daerah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
 Saat Bani Israil dibawa oleh Musa, maka Bani Israil-lah yang diberikan hak oleh Allah untuk menempatinya.
 Namun, Bani Israil melakukan dosa sehingga Allah menghukum mereka.
 Hukuman itu salah satunya berupa pengusiran oleh bangsa lain (Jalut/Goliath & Tentaranya)
 Allah memerintahkan bani Israil dibawah pimpinan Thalut untuk membebaskan tanah baitul maqdis. Namun, kebanyakan dari bani Israil “menyerah”, dan tidak melanjutkan peperangan. Mereka menjadi tidak memiliki hak atas tanah baitul maqdis.
 Sebagian yang lain di bawah pimpinan Thalut termasuk diantaranya Daud, melanjutkan peperangan; dan Daud membunuh Jalut (Goliath).
 Hak kepemimpinan selanjutnya (kerajaan) berpindah kepada Daud.
 Setelah Daud meninggal, hak kepemimpinan diwariskan terhadap anaknya Sulaeman.
 Dari sini, terlihat bahwa hak atas tanah baitul maqdis adalah keturunan Daud & Sulaeman dan keturunan orang-orang yang berperang thd Jalut.
 Krn Daud & Sulaeman adalah nabi, yang menganut ajaran Tauhid yaitu hanya menyembah Allah, tentu saja para pengikutnya adalah orang-orang yang mengikuti ajarannya.
 Salah satu peninggalan Sulaeman adalah masjidil haram, sehingga orang yang mengagungkan dan menjaga masjidil haram-lah yang berhak atas baitul maqdis.
 Mereka itulah, yang kini dinamakan bangsa palestina. Bangsa Palestina bisa merupakan bani Israil yang shaleh dan tetap memegang teguh ajaran Tauhid, sehingga ketika Muhammad datang, mereka membenarkannya. Mereka itulah termasuk orang-orang yang disebut Muslimin.
 Dengan demikian, orang (bangsa) yang berhak menduduki baitul maqdis tentu saja adalah bangsa yang penguasaannya didasarkan perintah Allah, yaitu Daud dan keturunannya (pengikutnya).
Pembentukan Negara Israel:
 Negara Israel didirikan 14 Mei 1948, hal itu bisa disebut ‘pemberian’ oleh Liga Bangsa-Bangsa (LBB), yang sebelumnya “dikuasai” Inggeris.
 Masalahnya, penguasaan oleh Inggeris tentu saja tidak memiliki hak, dan karena bukan peruntukkannya.
 Penyerahan oleh LBB juga tidak sah, karena LBB tidak punya hak atas tanah baitul maqdis.
 Pengambilan oleh Inggeris (LBB) dapat disebut sebagai “merebut daerah orang lain”, dan bukan “mengambil” daerah sendiri.
 Penyerahan daerah tersebut ke bani Israel yang dholim, sayangnya kepada pihak yang saat mereka berhak memperjuangkannya, namun tidak mau melakukannya. Karena itu, hak bani Israel tersebut menjadi tercabut.
 Penyerahan tanah tersebut tidak kepada bani Israel yang shaleh , yang mewarisi leluhurnya atas tanah yang diambil secara hak (Thalut & Daud). Mereka itulah, yang mengikuti ajaran nabi Daud & Sulaeman dan kini disebut bangsa Palestina.
Hikmah dan Pelajaran yang Bisa diambil:
 Jika ingin naik ‘status’, harus lulus dalam ujian kenaikan tingkat. Hal ini seperti dicontohkan oleh Allah, menguji terlebih dahulu Ibrahim, dan setelah lulus, baru mengangkat Ibrahim menjadi pemimpin manusia (nabi/rasul) sekaligus kholilullah (kekasih Allah).
 Jika menjadi pemimpin, jadilah pemimpin yang visioner. Hal ini dicontohkan Ibrahim, untuk juga meminta kepemimpinan itu tidak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk keturunannya.
 Jika kita memiliki rasa sayang yang berbeda kepada salah satu anak kita, maka jangan terlalu ditunjukkan secara berlebihan di depan anak-anak yang lain. Karena mungkin akan memicu ‘kecemburuan’, dan mungkin akan mencelakakan anak yang kita sayangi.
 Jika kita merasa ‘cemburu’ kepada orang lain, yang sebenarnya tidak berbuat jahat kepada kita, maka kita jangan berusaha mencelakakannya. Karena boleh jadi, suatu waktu kita membutuhkan pertolongannya.
 Jika kita memiliki masalah, maka jangan meminta diakhirinya masalah itu dengan diganti dengan masalah lain. Dikhawatirkan, hal tersebut terkabul, sebagaimana yang dialami Yusuf.
 Untuk bisa menjadi pemimpin terutama yang berkaitan dengan pengelolaan kekayaan, maka dua hal yang menjadi pertimbangan adalah amanah (terpercaya, mampu menjaga kepercayaan) dan berpengetahuan.
 Jangan meminta suatu perintah, jika kita khawatir tidak mampu melaksanakannya.
 Jangan mengolok-olok, mempermainkan ucapan, ketentuan, ataupun perintah ‘atasan/orang tua’ apalagi kepada Tuhan.
 Jangan hanya mau menerima pemimpin yang berasal dari kelompoknya, jika itu telah merupakan suatu keputusan yang sah. Karena hal itu adalah kebiasaan orang Yahudi.
 Dalam suatu keadaan dimana bangsa sedang dalam keaadan tidak aman (dalam masa penjajahan), maka sebaik-baiknya pemimpin adalah yang luas ilmunya dan kuat fisiknya.
 Untuk menjadi pemimpin, ilmu dan penguasaan terhadap hikmah adalah mutlak. Tidak boleh memilih pemimpin yang bodoh.

No comments: