~beberapa hari yang lalu, saya pernah menawarkan suatu penawaran untuk mengatasi masalah, di desa saya, dimulai bidang transportasi, dg berencana bentuk koperasi atau bhkn PT Sinargalih Jaya Sejahtera.
~saya tawarkan kepada teman-teman prospektif di kontak saya, sebagian ada yg positif.
~saya diskusi dg Group Ikatan Sarjana Mahasiswa Sinargalih, bagaimana mencari solusi-solusi di desa.
~saya bhkn, 2 hari pulang kampung ini diskusi dg kepala desa sinargalih, dan tokoh setempat, selain keluarga.
~memang mslh di desa cukup rumit, termasuk minat belajar yg rendah. Maka sy pun diberi kesempatan mengisi ceramah motivasi ke anak2 SD, SMP. Ya, intinya motivasi mrk untuk belajar.
~ada juga ide bisnis lain, yg dipandang mungkin lbh menguntungkan drpd bidang transportasi.
~kesimpulannya:
1. Sebelum masuk ke transportasi, memang yg hrs dibuat adalah membuat projek yg membuat sinargalih dibutuhkan desa atau tempat lain, antara lain pasar.desa memiliki program untuk buat pasar. Ada dana desa yg nilainya Rp 1.4 miliar mau digunakan untuk itu.
2. Masuk bisnis sebelum market cukup memadai, rasanya belum menguntungkan. Jd, kl ingat kaidah fikh: barang siapa mendahulukan sebelum waktunya, ia terhalang mendapatkannya. Keumuman kaidah seolah berkata, kl saatnya belum pas, jika terlalu awal masuk bisa membuat rugi, bukan untung spt yg diperoleh. Krn itu, sebaiknya fokus bisnis di bidang equity saja.
3. Sampai Jkt menyempatkan ke JCC, yg tampak dr pameran property, saya merasakan harga rumah di sktr jkt sdh gak masuk akal. Harganya rasanya tergoreng kemahalan.
~butuh intervensi pemerintah agar harga rumah tidak jd objek cornering, atau digoreng. Policy bs ditempuh spt sy uraikan minggu lalu.
4. Selain intervensi agar harga tidak melonjak dg mengintervensi supply dan demand, skema pendanaan perumahan hrs diperbaiki.
~saya memang tak senang dg konsep bunga, ada banyak ketidakpastian.
~tapi margin pun memang kemahalan, walaupun bank syariah.
~ada fasilitas dr jamsistek konon hanya 4%/thn, tp mungkin prosedur rumit. Tp,memang pemerintah hrs paksa margin syariah untuk perumahan di bawah 5%. Tp ini butuh program pemerintah shg komprehensif, bisa kl mau. DP 0%, margin dibawah 5%, dg cara semua struktur ekonomi diubah. Ini hrs dipimpin presiden.
$terpikir, sy mungkin ganti sj ide bisnis transportasi dg buat skema Fintech Syariah, sy mengerti insyaallah kl skema dan struktur serta bisnis process. Yg sy butuhkan, orang berpengetahuan IT yg mau kerjasama. Atau mungkin sy tawarkan lewat perusahaan, agr perusahaan invest ke bidang ini? Direncanakan ada sktr Rp 5 triliun yg siap diinvestasikan, mungkin bgsnya masuk ke bidang Fintech, sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat.
5.kontribusi kami untuk desa, sepertinya blm bs dg masuk menciptakan bisnis. Lbh baik masuk dlm proses pemantauan, pemonitoran, dan pendampingan program pemerintah, jangan sampai bocor. Saya dengar, memang banyak bantuan-bantuan pemerintah spt KUR, KUT kurang berjalan sebagaimana mestinya, krn di level bawah, tdk ada orang yg mampu memberi pendampingan.
3 rencana ini insyaallah bagus ditempuh:
~pendirian BAZ untuk mengelola zakat.
~pembuatan koperasi serba usaha, yg usahanya pendampingan program pemerintah dlm pelaksanaan program.
~pemberian diklat, motivasi, atau diskusi ilmiah dan keagamaan bagi warga
Mamat Rohimat
No comments:
Post a Comment