~saya sudah lama, ingin membuka akses transportasi ke desa saya, agar terhubung ke kota-kota yang lebih berkembang di sekelilingnya, yaitu: Sumedang/ Bandung, Lemahsugih, Kadipaten, Tasik-Garut-Ciamis, Kuningan-Cirebon
~premis saya: suatu daerah akan maju jika terhubung dengan daerah-daerah lain yang lebih maju, sehingga barang dan orang mudah berlalu lintas antar daerah tersebut.
~kemarin saya sudah edarkan ide mau buat perusahaan transportasi, PT Sinargalih Jaya Sejahtera. Saya sudah tawarkan ke jaringan di kontak saya, baik WA, FB, Blog.
~idenya adalah mau dimulai dg beli 1 elf seharga Rp 209juta. Rupanya ngobrol2, elf pegangan dia di kantornya, mau di lelang. Mungkin harganya Rp 70jt. Saya pikir, lebih mudah beli 1 dulu, test pasar.
~tapi ada masukan, bhw yang saya kritis, adalah sopir yang nakal, juga pemerintah yang memeras, baik DLLAJ, ataupun Dishub, bahkan penolakan Tukang Ojek. Bahkan dengar-dengar, yg mahal adalah trayeknya. Ih, tugas pemerintah menyediakan sarana transportasi, malah mempersulit, apalagi malak.
~dalam setiap usaha apapun, saya anti masalah suap. Jd, sy tidak mau menyuap untuk tujuan apapun. Saya ingin masuk melalui sistem, jk sistem buruk, sy dobrak sistemnya.
~maka sebelum saya lebih jauh beli mobil, lalu dipalak. Saya akan terlebih dahulu yg melakukan usaha, yg intinya menuntut pemerintah menyediakan sarana transportasi yang memadai. Jika mereka mau nyumbang mobil, atau buat perusahaan seperti PPD, transjakarta lalu mensubsidi, khalash. Dg senang hati, saya bahkan tak perlu repot2 masuk. Knp? Krn jk untuk sekedar uang, sy lbh tertarik fokus di ekuitas:-).
~Berikut adalah langkah pendahuluan yang saya tempuh, insyaallah:
1. Saya akan telp kepala desa
Intinya akan disampaikan pentingnya akses transportasi publik, dan desa menjadi terhubung. Lalu saya tanya: apa program desa menggapainya? Barangkali desa bisa mencuil sebagian dana sumbangan untuk beli beberapa mobil, buat badan usaha desa?atau mendorong pengusaha transportasi untuk masuk membuka rute-rute baru? Atau meminta ke pemerintah lbh tinggi, apa program mereka menghubungkan transportasi antar daerah? Bahkan meminta dishub buka rute-rute yang dimaksud, memberikan insentif jk ada pengusaha atau badan usaha atau koperasi ataupun perorangan mau menyediakan layanan tersebut.
~tujuannya: desa memikirkan solusi, dan mencari jalan keluar. Jk ada hambatan-hambatan di level desa, mrk yg ngatasi.
~jika mereka tidak bisa menghadirkan solusi, baru saya tawarkan solusi, intinya semua pihak kerjasama menjadi pemodal, termasuk tukang ojek, tapi desa harus memberikan kemudahan-kemudahan, bahkan meminta kemudahan2 diberikan oleh pihak terkait.
2. Saya akan telp dishub
Tujuannya adalah menjelaskan pentingnya transportasi publik, lalu menanyakan program apa yg sdg dipersiapkan dishub? Apakah sdh ada rencana mereka mengatasi ini? Barangkali mereka membuat rute baru, memberikan insentif, atau menyumbang beberapa unit kendaraan. Minimal mendorong pengusaha, agar buat layanan tersebut dg insentif2, kemudahan2, minimal tidak diminta bayar trayek.
~tujuannya: jk tadi dikhawatirkan dipalak dg trayek, mereka menyediakan minimal trayek gratis, apalagi jk mau menyumbang.
3. Jk trayek sdh ada, insentif sdh meluncur, baru saya kumpulkan uang teman-teman investor. Minimal beli dulu 1 elf bekas sktr Rp 70jt:-). Untuk test pasar.
~tujuannya, jk kekhawatiran yg menyulitkan baik perizinan, pemalakan diatasi, mereka mau mengambil risiko.
4. Jika ternyata menguntungkan, relatif bisa sustainable, tentu butuh tambahan dana untuk melayani banyak rute, dan frekuensi lbh banyak.
~melakukan raising fund dg membentuk usaha resmi, PT Sinargalih Jaya Sejahtera
~melakukan kerjasama dg perusahaan transportasi, seperti Exspress. Mereka banyak kendaraan nganggur, kalah dg transportasi online, knp mereka tidak imvest di daerah-daerah yang belum tersentuh?
~meminta perusahaan-perusahaan memberikan CSR :-)
Mamat Rohimat
*saya butuh kerjasama banyak pihak untuk tujuan ini, support dan dukungan dibutuhkan, silakan hubungi 0811 8500 335
No comments:
Post a Comment