Sunday, February 26, 2017

Kebiasaan Saya: Mengambil Keputusan dg cepat, atau Sulit sama sekali

~beberapa tahun lalu, ada keputusan-keputusan besar, yang saya buat dg sangat singkat.
~yang cukup besar walaupun bukan hal yg paling penting, ktk ambil kredit mobil. Tiba-tiba ambil kredit mobil dalam hitungan detik, jebret seharga Rp 145 juta.
$saya sebenarnya mulai mengubah perilaku, menjadi seperti "lama" dlm mengambil keputusan, penuh pertimbangan, tapi gak kelar-kelar rasanya, krn keputusan tdk segera diambil.
$tapi, adat kakurung ku iga, hari ini aku buat keputusan besar lg. Pulang pengajian syaikh abdur razzaq, tinjau apartment sekedar cari wawasan, sekaligus mikir2. Pusing rasanya rumah gak bisa kebeli. Harga rumah di jkt belum mampu diambil. Selain harga yg mahal, skema pendanaan dg bunga yg buat jd ribet. Tapi marketing nawarin discount khusus corporate price sktr 23%, dan tambahan discount 20jt, menggunakan KPA simple, harga net rumah dibagi 60x, seolah2 cicilan langsung developer, seolah tanpa DP, tanpa bunga,  tiba2 langsung iya, gesek tanda jd Rp 5jt dg kartu kredit langsung dianggap mengurangi cicilan, done akad jual beli:-).
$ya Allah, bismillah. Tawakkal kpd Allah. Biar saya tutup urusan rumah, tinggal bayar tiap bulan. Dan investasi saham saya jangan diganggu untuk DP rumah. Biarlah invest skrg ke rumah dulu.
$ngomong-ngomong aku kemarin nawarin skema crowd funding, kebutuhan   bayar rmh sdh tertutup skrg jd tdk butuh lg. Tapi, jk ada yg nyimpan, sy tetap ambil dg skema:
1. Ijarah
Uangnya saya pengelola belikan saham, dijual at profit 8%/thn, atau 40%/5thn, dan dibayar dlm 5thn.
2. Investasi
Crowd menerima investasi maksimal 49 orang dg min investasi Rp 5jt [1unit], lalu crowd investasikan ke pasar modal, dg keuntungan 20% untuk pengelola, tanpa biaya pengelolaan.
$setelah keputusan diambil, teman baikku men-challenge, dan memberi alternative, krn dia tahu semua keputusan aku dianggap selalu "mendadak". Akhirnya aku komentar terakhir: Bro, thx for the advise. Lo memang teman gw yg baik. Semoga kebaikan selalu menyertai lo aku berdo'a kpd org2 yg punya hubungan baik dgku, agar Allah selalu menjaganya, dan insyaallah itu termasuk do'a2 yg akan sampai untukmu. Siapa yg paling baik kpdku dr tmn2ku melebihimu? Yg bhkn kadang minjemin uang saat gw terdesak.Tp, mslh rmh, jujurnya aku kini sdh "menyerah". Rasanya selalu punya mslh, baik kemahalan, kejauhan, dll. Tp intinya, ya gw gk punya uang cukup untuk beli yg pas sesuai semua kebutuhan gw. Jg pembayaran pun aku lbh punya hambatan scr struktur, yaitu tdk ingin riba, dan tdk ingin mahal bayar bunga, tp tdk bs bayar cash. Krn bunga membuat pembelian property jd tdk menarik. Bhkn untuk dp pun, selain cash yg tdk cukup, mencairkan investasi gw pun agk berat, krn berarti gw menggugurkan rencana dan strategi investasi jk panjang. Semua konstraint bertolak belakang, tdk ada yg menghasilkan "pilihan". Ini, walaupun cepat, bohong dibilang gegabah. Aku sdh punya dasar asumsi dg info yg valid, bhkn pernah hadir pameran, tahu gmn kisaran harga gila2an yg ditawari pengembang. Bhkn skrg, aku sdh survey, lihat dekat stasiun, ngerasain terminal dekat, tol dekat, busway ada, masjid ada. Jk dipaksakan tinggal, bs insyaallah. Keputusan walaupun singkat, tdk sempat shalat dl, kecuali hanya do'a istikharah sebentar, aku ambil. Krn tdk mengambil pun, ada risiko, yaitu unit yg ada tinggal 1, mungkin sdh terjual. Keputusan telah ku ambil, insyaallah walaupun tanpa dp dl, tdk perlu jual saham 100jt, krn tdk ada bunga, msh bs dicicil dr gaji insyaallah. Tp, ttp sebenarnya aku krg suka bolak balik, kereta crowded kan. Mungkin aku kontrakin sj. Aku lihat ada orang nawarin 3jt/bln firnished, aku kasih 2jt/bln unfurnished. Jd, aku bayar sisanya nombokin.Ya, ibarat invest di property sj, lock harga. Shg ke dpn aku jk pun gk mikirin rmh, min sdh punya kl ingin nempatin.Lg pula, appartment yg dianggap alternatif itu krn bersubsidi, menurut aturan hanya blh dibeli org yg gajinya di bawah 4.5jt/bln. Dan transportasi yg paling bobotnya tinggi, dugaan sy krg. Appartment aku krg suka, tp di jkt, terpaksa itulah yg paling cocok. Maka aku pernah buat rekomendasi,agr yg dibangun appartment murah. Kl aku sj, yg memberi advise gk berani ubah budaya dr rmh tapak, gmn org lain? Thanks, itulah. Kadang aku ambil decision, dan memang setiap pengambilan keputusan, ada informasi yg mungkin blm bgt lengkap, tp jk tdk diambil, kondisi berubah, shg term berubah lg. Kt ttp hrs ambil keputusan. Tdk ada pilihan yg bgt sempurna sbgmn yg diinginkan
$ya begitulah, pilihan itu tdk ada yg sempurna. Termasuk mencari pasangan hidup. Ingin yg sempurna? Persis seperti yang diinginkan? Tdk akan ketemu. Jk tetap strict thd constraint2 tsb, dijamin akan jd jomblo seumur hidup. Maka seni dlm mencari jodoh pun sebenarnya adalah: senin membesarnya jiwa sehingga lapang untuk menerima kekurangan pasangan

Mamat Rohimat

No comments: