Saturday, January 28, 2017

Hati-hati memajang foto profilemu bersama isteri

Dikirimi ini sama istri...

Khawatir Nama (Calon) Istri di-Googling Ikhwan
------------------------------------------------------------
Suatu hari dalam kajian yang diisi oleh guru kami Ust Aris Munandar Hafidzhohullohu ta’ala, ketika sudah memasuki sesi pertanyaan, salah seorang peserta kajian bertanya kepada guru kami melalui secarik kertas. Pertanyannya kurang lebih semacam ini

“Ustadz, bolehkah sekiranya kita tidak mencantumkan nama calon istri pada undangan pernikahan, dengan alasan khawatir nama calon istri kita di-googling (browsing via GOOGLE, FACEBOOK, TWITTER) oleh ikhwan ?”

Saya yang duduk agak di tengah pagi itu tertawa kecil sesaat setelah mendengar pertanyaan tersebut, seperti halnya dengan mayoritas jamaah peserta kajian. Seisi masjid jadi terasa bergelora karena gelak tawa jama’ah ikhwan. Sebagian bahkan tampak tidak mampu menahan tawanya hingga terdengar cukup keras. Sedangkan guru kami, ia tampak hanya tersenyum. Sesaat kemudian guru kami lalu menjawab.

“Maka dari itu jangan mencari calon istri yang suka meng-upload fotonya di facebook atau di social media, ataupun di-blog. Pada dasarnya tidaklah mengapa apabila seseorang mengetahui nama istri kita. Sebagaimana dalam sebuah hadits

“suatu ketika Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam berjalan bersama seorang wanita. Di saat yang bersamaan, terdapat dua orang Anshar yang melihat Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam yang sedang berjalan dengan seorang wanita tersebut. Kedua lelaki anshor tersebut lalu mempercepat langkahnya mungkin karena malu. Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam lalu memanggil mereka lalu berkata “Kenapa kalian mempercepat langkah kalian? sesungguhnya ini adalah Shofiyah, istriku”.

Hadits di atas sebenarnya sering digunakan sebagai dalil larangan melakukan sesuatu yang akan menggiring seseorang untuk berburuk sangka, yakni pada hadits tersebut Rasululloh shallallahu ‘alayhi wa sallam mencoba menjelaskan bahwa perempuan yang berada di sebelahnya adalah perempuan yang halal baginya. Yakni istrinya sendiri, guna mencegah kedua orang Anshar dari berpikir yang tidak-tidak (bagian ini adalah tambahan dari saya pribadi)

“dalam hal ini, dapat juga digunakan sebagai dalil bukti bolehnya orang lain mengetahui nama istri kita”

Sebenarnya jamaah yang hadir belum mampu tenang meredam tawa sepenuhnya hingga jawaban pertanyaan tersebut dituntaskan oleh guru kami. Sebagian diantara kami tampak bercanda sembari saling tunjuk, menebak-nebak siapakah penanya dari pertanyaan yang cukup unik pagi itu.

Sejujurnya saya bisa memahami perasaan dari si penanya. Boleh jadi ia sangat khawatir jika sekiranya nama calon istri dituliskan pada kartu undangan, maka tidak menutup kemungkinan akan ada ikhwan yang iseng untuk mencari tahu wajah dari calon istrinya itu di google, sementara ia adalah lelaki pencemburu, yang berharap wajah cantik calon istrinya yang kemungkinan besar kini telah bercadar hanya diperuntukkan baginya seorang.

Bisa kita ketahui di atas, bahwa ternyata lelaki – tidak hanya saya – ternyata adalah makhluk yang fitrahnya juga adalah pencemburu, seperti halnya wanita. Maka menjadi aneh kemudian jika hari ini, banyak wanita yang gemar mengupload fotonya pada jejaring sosial, terjangkit demam selfie, dan semacamnya. Apakah ia tidak khawatir jika foto-foto yang diuploadnya disimpan oleh seseorang di sana, entah siapa, untuk keperluan yang ia tidak tahu apa.

Sebagai lelaki normal, seperti halnya laki-laki kebanyakan tentu saja melihat hal semacam itu adalah sesuatu yang sangat menarik. Tapi sungguh, ketertarikan tersebut bukan dari hati, melainkan dari syahwat, dari nafsu, yang tiadalah nafsu itu hadir cenderung melainkan kepada keburukan. Hal inilah yang kemudian membuat saya banyak meng-klik tombol “unfollow” pada akun-akun yang gemar berselfie ria. Padahal ia tak tahu fitnah apa yang tersembunyi dengan kelakuan tersebut.

Pencemburu ternyata adalah sifat alami manusia. Maka ada baiknya jika kita menghormati sifat pencemburu itu. Boleh jadi, foto kita saat ini yang beredar bebas di dunia maya, tengah dicemburui oleh seseorang.

Saya rasa itu.

Barakallohu fiikum
-------------------
Oleh : Ahmad Muhaimin Alfarisy
Sumber : ahmadmuhaiminalfarisy.wordpress.com
Editor : Chaerul Ibn Abd Al-Wahab

No comments: