Inilah dalilnya:
~jadi, jk kita tidak dalam hal yg benar, kita pasti dalam posisi salah.
~ini jika menggunakan bilangan binomial, benar atau salah.
~tapi jika menggunakan bilangan diskret dalam sekala, jika kita tidak dalam posisi benar sempurna, ya pasti berkurang dari nilai tersebut, atau kurang benar, kurang pas, kalaupun tidak sampai level salah.
~jd, di antara -1: salah, sampai 1: benar, ada angka yang banyak menunjukkan level bhw posisi itu, jk pun bukan dlm keadaan benar atau salah mutlak, lbh dekat benar atau salah?
~nilai -1: haram [dilarang]
~nilai antara -1 sampai dengan 0 adalah disebut syubhat: makruh
~nilai 0: mubah
~nilai 0-1: halal [sunnah dilakukan]
~nilai 1: wajib
$itulah kira-kira gambaran umum penilaian hukum dalam agama
$tapi, kl mampu, kita jadikan pasti hitam atau putih, benar atau salah, haram atau makruh
$jika disederhanakan: -1 sampai 0: haram, tidak boleh, tdk baik, salah
0 sampai 1: halal, boleh, baik, benar
$jd, semakin mampu membuatnya jelas, semakin enak, tegas.
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.
No comments:
Post a Comment