Friday, January 27, 2017

Kekacauan Karena Utang Riba

~negara kita pun, tiap tahun harus cicil utang dan cicilan Rp 221 triliun, itupun dg utang baru.
~otomatis tahun depan cicilan nambah, bukan lagi 221 triliun, karena ada tambahan utang baru
~ini bermasalah, dianggap tak sanggup bayar.
~ini sekitar 20% APBN, dan itu dibayar dari utang baru. Hakikatnya bukan membayar, tapi nambah utang.
$lama-lama bangkrut!
$harus di koreksi!
$harusnya, kita bangun capital, agar lama-lama punya modal, berubah jd investor.
$ini berlaku buat negara, perusahaan, atau individu
$rumus berikut berguna
Pendapatan = Konsumsi + Simpanan
Ketika Konsumsi > Pendapatan, orang-orang dulu berkata dg: besar pasak dari pada tiang. Akibatnya? Jembatannya ambruk. Maka ditutupi dg utang, lama-lama bangkrut.
$ini adalah kemadharatan riba.
$mari kita perangi riba, mulai dari diri kita, terus sampai level dunia.
وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

No comments: