Saturday, January 7, 2017

Rajin Membangun Masjid, Tak Rajin Mengisinya

~ada sedikit kaget, tiba-tiba ada telp tidak dikenal, kirain nawarin KTA, atau kartu kredit:-).
~ternyata ada yang diutus, menyampaikan bhw sedang membangun mushalla, mau dibereskan. Mencari donasi.
~saya katakan: jual saja bahan-bahan yang dibutuhkan kepada warga, masa tiap orang ambil 1 zak semen, tidak bisa. Cuman Rp 60ribu.
~lagi pula saya punya fikh: infak dg hal yg ringan, itu terasa tidak dianggap dalam diri. Semakin merasa tidak dianggap, maka diharapkan lbh ikhlas. Maka sbg latihan infak, mulailah dg yg kecil.
~terus saya punya fikh: bhw kebaikan itu hrsnya jd perhatian semua, berbuatlah semua orang dg apapun yg dimampui, walaupun dg nilai yg mungkin tidak seberapa.
~fikh saya berikutnya: sesuatu yg kecil, jk dikumpulkan oleh banyak orang, hasilnya bisa besar. Inilah kekuatan kebersamaan, persatuan. Maka harusnya kita melatih umat untuk rajin melakukan projek-projek kebersamaan.
$saya iseng juga tulis penawaran di fb, blog, dan forward ke beberapa group WA. Sy tahu nilainya kecil, jk semakin ditanggung banyak orang, menjadi semakin tak terasa, dan itu semakin baik. Kebersamaan semakin banyak, dan semakin ringan.
$tak lama dapat WA, sdh ditransfer semua, diambil 1 pihak. Di satu pihak, sy senang dan takjub melihat semangat beliau dlm kebaikan: semoga Allah berikan pahala yg terbaik untuknya. Di lain pihak, sedih, karena banyak kebaikan orang lain tertutup di projek tersebut. Pdhl, dalam penawaran tersebut saya cantumkan ayat, perintah berinfak, sebelum datang waktu, infak tidak diterima. Bkn sekedar di hari kiamat, menjelang hari kiamat nanti, infak tidak diterima. Semua orang merasa telah cukup. Dg begitu, pintu kebaikan tertutup. Apalagi jk matahari telah terbit dari barat, maka tertutup semua amalan. Tobat, kebaikan tidak diterima.
$maka saya serahkan amanah tersebut sembari berkata: kita itu rajin bangun masjid, tapi tidak rajin mengisinya. Saya buatkan contoh: saya pernah shalat ashar di masjid jami', tak ada yg adzan, tak ada yg shalat. Terpaksa saya shalat sendiri. [Ini adalah kritikan, sekaligus koreksi yang tajam].
$menyambung dengan status pagi, membangun negeri, bangun hardware atau bangunan fisik, seperti masjid itu mudah. Semudah membalikkan tangan, asal ada DANA, BAHAN BAKU TERSEDIA, DAN ADA PEKERJANYA. :-).
$tapi membangun manusia, software, itulah yang lebih berat, yang lebih dituntunkan.
$itulah dakwah para nabi,membangun manusia. Mendakwahkan kepada Tauhid, dan untuk menyempurnakan akhlak.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

No comments: