Thursday, January 5, 2017

Kedetilan Tulisan Atau Pembicaraan Ilmiah

Semakin Tepat Dalam Hal Kecil, Semakin Baik
~jika kemarin saya bilang: orang kecil mengurusi hal2 kecil, bukan tema bahasan atau pokok pembicaraan, atau maksud pembicaraan.
~hanya saja, ketika berbicara dg memperhatikan kedetilan, menunjukkan kekokohan ilmu, dan ketelitian. Sehingga hal-hal tidak perlu, tidak perlu terjadi.
~yang saya sangat nilai detil adalah dlm ilmu hadits, seperti pengejaan nama:
*contoh Abdullah bin Salam, dan Abdullah bin Sallam. [Hanya penulisannya menggunakan tasydid atau tidak]. Untuk bisa memastikan tulisan tersebut, harus rujuk buku khusus tentang rowi.
Bagi kita awam memang gak terlalu penting. Tapi, bagi ahli hadits itu masalah besar. Jika tidak perhatian, maka ia tidak dianggap dalam ilmu hadits. Itu saja masalahnya, dianggap tidak memiliki keahlian ilmu hadits.
*Thobrani atau Thobarani: kita sering dengar bahwa orang-orang menyebut Thobrani, ternyata yang pas itu disebut Thobarani.
*As-Sa'di atau As-Si'di: ulama besar di jaman ini, kadang orang sering nyebut As-Sa'di, ternyata yang lebih pas adalah As-Si'di.
$memang jika merupakan karya ilmiah terutama, harus juga diperhatikan hal-hal kecil tersebut. Dosen saya dulu kalau periksa, lihat bagaimana huruf kapital, titik, koma. Beliau pesan begitu, karena jika salah dalam hal tersebut, menunjukkan kualitas tulisan kurang bagus. Ini untuk tulisan resmi.
$kalau untuk pembicaraan awam, kadang tidak perlu diperbesar, seperti pembicaraan orang-orang pasar yang tidak ilmiah.

No comments: