Tuesday, January 3, 2017

Perbedaan Muqim dan Safar

~saya sendiri, mungkin krn banyaknya tinggal di jakarta, muqimnya jakarta. Aktivitas normal saya ketika sedang di jakarta [walaupun pagi ini diawali dg telat shubuh berjamaah, alarm nyala dimatiin lagi. Rasanya msh ngantuk dan capek saja, semalam dari luar kota].
~barangkali akan dirasakan, ketika sedang diperjalanan atau sedang safar, atau sedang di kota lain dimana bukan domisili utama kita di situ, ada kebutuhan-kebutuhan yang kurang terpenuhi di situ.
$ternyata hidup itu, dinilai ketika muqim.
$kewajiban shalat jum'at terjadi ketika muqim.
$bhkn sy pernah dibacakan hadits, ktk safar jk pun perbuatan sunnah ditinggalkan, maka dinilai sbg sunnah yg telah dikerjakan.
$bhkn seorang yg sedang sakit-sakitan, tua, yg tidak mampu mengerjakan perbuatan2 sunnah, maka dia dicatat tetap mengerjakan sunnah atau kebaikan yg biasa dilakukan ketika muda dan kuat.
$kl begitu rumusnya: pastikan kita punya kebiasaan baik ketika sedang muqim, kuat, sehat, dan muda!
$agar ketika sedang: safar, lemah, sakit, tua, dan tak mampu lagi berbuat kebaikan-kebaikan, kebaikan itu telah dicatat.
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَىٰ لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَٰئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا

Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.

No comments: