~suatu waktu, pernah baca ungkapan yang disandarkan kepada BJ Habibie: negara ini terlalu rumit harus restart, ibarat komputer kalau sudah nge-hang, solusinya adalah restart.
~saya perhatikan, logika tersebut ada sisi-sisi yang dapat diterima, dan kadang dilakukan, dan sesungguhnya dapat diterapkan dalam banyak persoalan.
1. Suatu waktu, mungkin mengalami bepergian dg kendaraan lalu ternyata jalannya buntu, atau macet, atau ditutup, atau dianggap keliru menjauhi tujuan, intinya tadi salah jalan, karena salah berbelok di suatu percabangan. Apa yang dilakukan? Mundur atau kembali ke jalan yang tadi dilalui, sampai mengenali pasti jalan mana yang benar, dimana tadi salah berbelok.
2. Perusahaan yang menjalani suatu bisnis, ternyata didapati berada di dalam industry yang telah memasuki "sunset industry", maka ia untuk survive harus restart, mengganti bidang bisnis, sekiranya sudah tidak mungkin melakukan inovasi kecil.
3. Dlm segala kehidupan, restart itu berjalan. Seseorang muallaf, yg berpindah dari kekafiran menuju keimanan adalah termasuk restart.
4. Dlm Islam: perbedaan itu pun muncul, maka bhkn saling mengkafirkan. Lihatlah syiah, khawarij, Islam jamaah, dll. Apa solusinya? Restart! Caranya? Kembalikan ke Qur'an dan sunnah sebagaimana dulu diajarkan nabi kepada para sahabat. Karena saat nabi ada, sahabat tak berselisih dalam perkara2 yg mrk sepakati, spt tauhid. Maka dlm perkara tersebut: kita kembali kepada saat tersebut dalam perkara yg mereka sepakati, dan diam dalam perkara yg mereka berselisih. Spt apakah nabi melihat Allah dengan matanya dalam keadaan sadar, atau dalam mimpi, ini bagian yg diperselisihkan. Hanya saja, yg disepakati, ahlu surga akan melihat Allah, dan kita tidak bisa melihat Allah dalam keadaan sadar di dunia. Jk nabi diizinkan melihat-Nya itu kekhususan beliau. Jk tidak, sekedar dlm mimpi, maka manusia shalih mungkin melihat Allah dalam mimpi, tergantung kadar keimanan. Tapi, dalam perkara-perkara pokok seperti rukun iman, takdir, Qur'an, para sahabat tidak berselisih. Maka, jalan keselamatan adalah ikuti apa yg mrk sepakati, diam dlm perkara yg mrk pun berselisih.
5. Pertikaian umat Islam, Kristen, Yahudi. Bagaimana solusinya?
Lakukan cara berpikir restart, yaitu melihat dimana terjadi perselisihan, dimana terjadi persamaan. Bukankah ayahnya sama nabi Ibrahim? Hrsnya kl bgt, melihat kecocokan untuk mengikuti agama nabi Ibrahim, sebagaimana nabi Muhammad diperintah mengikuti millah nabi Ibrahim. Inilah perintah seolah melakukan restart.
6. Bahkan perselisihan di seluruh manusia, termasuk dg orang musyrik selain yahudi dan nasrani, restart. Ingatlah bhw ayah mrk sama, nabi Adam. Knp tdk Melihat bagaimana nabi adam beragama, bertuhan yang sama dg nabi adam.
7. Negeri ini pun, bisa saja melakukan restart. Jk anak negeri bertikai memperselisihkan negeri, kt bs dialogkan kembali. Seolah bentuk ulang negeri, pikirkan spt itu pendiri negara berpikir shg terumus ideology negara pancasila, bkn ideology Islam atau kristen. Pilihan dulu memang asal bersatu, tapi dg pancasila yg sumbernya diambil dr nilai2 yg dianut bangsa. Jika tidak, dulu pun ada pilihan membentuk ideology negara Islam, dan risiko sebagian wilayah seperti Bali, NTT tidak bergabung. Itu pilihan. Saya sendiri, open jika negeri ini mau dibentuk ulang, asalkan membuat kokoh. Daripada buat rumah besar dg pondasi keropos lalu selalu terseok2 angin, lebih baik rumah sedang tapi kokoh. Gak papa, kalau pondasi kuat, bisa buat seperti tower menjulang ke langit
$restart adalah pilihan solusi persoalan yang rumit untuk diurai
$pilihan restart mengandung risiko, tapi lebih baik daripada membiarkan persoalan selamanya.
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
No comments:
Post a Comment