~karena hidup kosong dari aktivitas itu, "membunuh" kita.
~dan jika tidak punya hobby, hidup juga akan jenuh.
~dan jika tidak berusaha untuk jalan-jalan, wawasan juga kurang luas.
$sebagian orang: ada hobby berlomba burung, kemana-mana bawa burung.
$ada yang senang musik, dmn2 kalau concert musik, dikejar.
$atau bahkan bola, kalau ada pertandingan mau MU atau Juventus, pagi pun bangun.
$sepertinya, saya mau jadikan: keilmuan sebagai hobby saya. Kalau ada daurah, saya mau jadikan alasan bepergian untuk menambah wawasan. Sekaligus di situlah aku berjumpa orang-orang shalih, agr bisa ambil manfaat dari mrk. Jk orang shalih bs beri syafaat, semakin banyak orang shalih yg dekat dan dikenal, tentu syafaat untuk yang dikenalnya lbh diharapkan. Dan kadang berjumpa mereka, bisa terucap do'a tulus dari mrk. Jk mrk mujabud da'wah, sekedar kita bersin, mereka do'a: semoga Allah merahmatimu, rahmat Allah jika diliputi untuk kita, sudah mencukupi segala hal.
$ayo, sabtu-ahad ini, ada daurah ulumul Qur'an di bandung.
$untuk sementara, kl daurah di sekitar jabodetabek, jabar, banten, insyaallah sepertinya jk ada kesempatan untuk hadir. Kl sudah jateng, jogja, jatim atau luar jawa, baru pilih2 materinya :-).
$sebagian orang yang cinta makanan, maka akan wisata kuliner. Jk cinta ilmu, di waktu istirahat makan, akan disempatkan untuk dengar kajian ilmiah di masjid terdekat, dg risiko makannya dipilih yang tidak menghabiskan waktu. It's ok, apapun makanan yang dimakan, setelahnya dibuang di toilet:-).
$faidah hadits [shahih bukhari]:
1.Ilmu dicabut dg kematian ulama
2. ketika di dunia tidak tersisa alim, maka dipilihlah pemimpin-pemimpin bodoh, yang berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.
konsekuensi hadits:
1.Sebelum seorang alim wafat, ambillah ilmu dari mereka agar ilmunya terjaga
2.Jadilah seorang alim, agar manusia tetap memiliki orang yang bisa ditanya
3.Seorang alim akan dibutuhkan umat selamanya
4.Jika memilih pemimpin, pilihlah seorang alim.
5.Seorang alim jika menjadi pemimpin, dia akan berfatwa atau memutuskan dengan ilmunya, sehingga tegaklah kebenaran dan keadilan
الجزء رقم :1، الصفحة رقم:31
100 حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ ، قَالَ : حَدَّثَنِي مَالِكٌ ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ ، عَنْأَبِيهِ ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِعَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا ".
قَالَ الْفِرَبْرِيُّ : حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَاقُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ ، عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ.
No comments:
Post a Comment