~sebenarnya, penting untuk bertemu syaikh, di test, untuk menilai kadar diri.
~apalagi dalam perkara yang dianggap sepele, bacaan Qur'an, kesalahan akan terlihat.
~bertemu syaikh qiraat, tahu bagaimana kualitas diri dlm bacaan, masih banyak ruang yang harus diperbaiki:-).
$ya, memang kualitas bacaan beda-beda.
$benar, baca Qur'an itu ibarat menyetir mobil. Semakin sering praktik dg teori yg benar, barulah akan lihai. Kl sekedar baca, ya mungkin kurang perbaikan. Hanya saja butuh syaikh yg terus mengkoreksi bacaan, shg menjadi ihsan dlm bacaan.
*harus dipraktikan lagi video makhraj agar benar dlm mengucapkan huruf2, ini ternyata bagian yang harus diperkokoh. Dan secara periodik, telp ustadz untuk tashih min al-fatihah
Segala puji hanya bagi Allaah dan bersyukur kepada-Nya, bahwa pada Sabtu malam, 21 Januari 2017, kami dapat mengambil begitu banyak faidah dan pelajaran dari majlis talaqqi *Syaikh Abdul Karim* _hafizhahullaahu Ta'aala_ di Masjid Ash-Shidiq, Bandung.
Walaupun singkat, beliau begitu banyak memberikan nasihat di sela-sela talaqqi dan tahsin tersebut. Di antara faidah dari nasihat Syaikh adalah:
1. Pemahaman teori tajwid atau belajar dari buku-buku tajwid hanya bersifat membantu pemahaman, adapun realnya, belajar tajwid mesti talaqqi,
2. Orang yang belajar tajwid secara teoritis saja, baik dari daurah ataupun dari buku, tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa, karena teori tanpa praktik tidak ada manfaatnya sama sekali,
3. Bila kita menggabungkan teori dan praktik secara talaqqi, maka sesungguhnya pemahaman atas teori tidak lebih dari 10-20% saja dalam menentukan keberhasilan mempelajari tajwid, sedangkan sisanya, yakni 80-90% adalah talaqqi dan guru yang mutqin,
4. Ditanyakan, "buku tajwid apakah yang paling bagus?" Jawabannya adalah "guru yang mutqin",
5. Bukankah telah engkau perhatikan bahwa kitab tajwid ada di hadapanmu dan ia tidak bisa memperbaiki kesalahanmu saat engkau membaca Al-Quran dengan keliru? Siapa yang dapat memperbaikinya? Tentu saja guru yang mutqin..!
6. Guru terbaik adalah mereka yang mau berlelah-lelah bersama muridnya, dan muridnya pun mau berlelah-lelah bersama gurunya,
7. Hati-hati memilih guru, karena ada guru yang memang *tidak memahami* cara memperbaiki dan juga tidak memahami tajwid dengan benar sehingga ia tidak tahu mana kesalahan-kesalahanmu, juga ada guru yang mutqin tapi *tidak mau* memperbaiki, sehingga membiarkanmu dalam kesalahan, namun pilihlah guru yang mutqin dan juga mau memperbaiki kesalahan-kesalahanmu,
8. Sesungguhnya apa yang telah diuraikan merupakan cara belajar Al-Qurannya para Ulama Salaf, adapun kebanyakan orang-orang generasi berikutnya (termasuk hari ini), justru bertentangan dengan jalan-jalan Salaf. Ketahuilah, dahulu para Salaf tidak begitu detail dalam memahami hukum-hukum tajwid, namun mereka sangat baik dalam praktiknya, sedangkan kebanyakan orang-orang hari ini menyibukkan diri hanya pada teori, namun saat membaca Al-Fatihah, maka kesalahannya begitu banyak sekali, bahkan dari awal bacaannya,
9. Sebagian orang yang hadir di sini sudah mengetahui cara ini dan mengikuti cara pembelajaran ini, maka uraian ini mempertegas kembali dan menguatkan kembali, sehingga ia tetap berada di atas jalan ini. Adapun yang baru mengetahuinya, maka ikutilah jalan ini, dan jangan berpaling darinya,
10. Bersabarlah dalam mulazamah karena keberhasilan dapat diraih dengan kesabaran.
Wallaahu a'lam
Diringkas dengan bahasa sendiri,
_Abu Ezra Laili Al-Fadhli_
_Semoga Allaah mengampuninya dan mengampuni keluarganya_
〰〰〰〰〰
www.tlgrm.me/online_tajwid
🌺🌺🌺🌺🌺
No comments:
Post a Comment